Welcome to Horasianblogspot

Rabu, 26 September 2012

HUMOR TOBA(BATAK)

Pesawat Medan —►Jakarta bersiap take-off tapi tertunda gara-gara Binsar(yang baru pertama kali naik pesawat) dengan tiket ekonomi tapi ngotot ingin duduk di kelas bisnis.
Asiong (pemilik kursi bisnis) : Maaf pak... Ini kursi saya 
Binsar : Anda siapa...?
Asiong : Saya penumpang yang duduk disini pak..!
Binsar : Penumpang..? Saya juga, sama2 bayar..! sama2 penumpang, kenapa kau mau ngatur2 ?
Asion

g tak mau ribut, lalu Asiong lapor ke pramugari.
Pramugari : Maaf pak Binsar ..dari tiket bapak mesti nya Bapak duduk di belakang
Binsar : Anda siapa...
Pramugari : Saya pramugari
Binsar : Pramugari itu apa ?
Pramugari : Pramugari itu yang melayani penumpang
Binsar : Bah... pelayan rupanya kau !!! saya kira siapa tadi, udah lah kau urus aja kerjaan kau, nggak usah ngatur2 saya. Pokoknya saya tetap duduk di sini. Anda mau apa...??!!
Pramugari habis akal, dia memanggil pilot.
Pilot : Maaf pak, mestinya bapak duduk di belakang..!!
Binsar : Siapa pula anda ?
Pilot : Saya pilot pak
Binsar : Pilot itu apa ?
Pilot : Pilot itu yang mengemudikan pesawat ini
Binsar : Bahhh yg tadi pelayan, sekarang sopir..? Saya kira anda siapa, berpakaian kayak DLLAJ, pake topi, ternyata cuma sopir. Pokoknya saya tetap disini. Mau apa anda? Bikin kesal saya saja".
Bonar, orang Batak yang baru masuk pesawat mendengar ribut² bertanya pada pilot, kemudian dia manggut² dan minta waktu 5 mnt pd pilot utk dpt bicara pd Binsar, kemudian Bonar duduk disebelah Binsar sambil mengobrol.
3 mnt kemudian Binsar tiba2 bangkit sambil ngomél :
DASAR SUPIR GOUBLOK, PELAYAN KAMPRET
Binsar pun pindah ke belakang, Pilot merasa takjub, dia bertanya pada Bonar,
PILOT : Apa sih yang bapak bicarakan, koq tiba² dia pindah kursi ?"
Bonar : Aku bilang "lae mau kemana ?
Dia jawab "ke jakarta", terus Aku bilang "Lae, duduknya salah, kalo ke Jakarta duduknya di belakang, yang di depan ini turun di samosir... !!! =D>:O:p:)
Нå.=D. нå. =D. нå.

HIDUP MENJADI BERARTI

HIDUP ini TIDAK untuk diNIKMATi sen
diri;
BAHKAN keSELAMATan yg SUDAH kita TERIMA dengan CUMA-CUMA PUN, kita HARUS memBAGIkannya KEMBALI dengan cuma2 lewat peLAKSANAan AMANAT AGUNG.
BUATlah HIDUPmu menJADI BERARTI.

=> Galatia 6:9 "Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah"

Selasa, 25 September 2012

Renungan pagi

Manusia seringkali kita meributkan dan memperbesar masalah2 kecil, entah itu potongan rambut yg salah, OB yg bikin kesal, terlambat di jemput, kemacetan lalu lintas, makanan yg tumpah ke baju, etc. Bila focus kita hanya pada hal2 tsb, sepanjang hari ita akan kehilangan damai sejahtera dan sukacita. ngin tetap bisa bersukacita. Abaikan semua itu dan mengucap syukurlah dalam segala hal.selamat beraktivitas n god bless

Senin, 24 September 2012

ARTI SEBUAH PERSAHABATAN


Mempunyai satu sahabat sejati lebih berharga dari seribu teman yang mementingkan diri sendiri.
Apa yang kita alami demi teman kadang-kadang melelahkan dan menjengkelkan, tetapi itulah yang membuat persahabatan mempunyai nilai yang indah.
Persahabatan sering menyuguhkan beberapa cobaan, tetapi persahabatan sejati bisa mengatasi cobaan itu bahkan bertumbuh bersama karenanya…
Persahabatan tidak terjalin secara otomatis tetapi membutuhkan proses yang panjang seperti besi menajamkan besi, demikianlah sahabat menajamkan sahabatnya.
Persahabatan diwarnai dengan berbagai pengalaman suka dan duka, dihibur – disakiti, diperhatikan – dikecewakan, didengar – diabaikan, dibantu – ditolak, namun semua ini tidak pernah sengaja dilakukan dengan tujuan kebencian.
Seorang sahabat tidak akan menyembunyikan kesalahan untuk menghindari perselisihan, justru karena kasihnya ia memberanikan diri menegur apa adanya.
Sahabat tidak pernah membungkus pukulan dengan ciuman, tetapi menyatakan apa yang amat menyakitkan dengan tujuan sahabatnya mau berubah.
Proses dari teman menjadi sahabat membutuhkan usaha pemeliharaan dari kesetiaan, tetapi bukan pada saat kita membutuhkan bantuan barulah kita memiliki motivasi mencari perhatian, pertolongan dan pernyataaan kasih dari orang lain, tetapi justru ia berinisiatif memberikan dan mewujudkan apa yang dibutuhkan oleh sahabatnya.
Kerinduannya adalah menjadi bagian dari kehidupan sahabatnya, karena tidak ada persahabatan yang diawali dengan sikap egoistis. Semua orang pasti membutuhkan sahabat sejati, namun tidak semua orang berhasil mendapatkannya. Banyak pula orang yang telah menikmati indahnya persahabatan, namun ada juga yang begitu hancur karena dikhianati sahabatnya.
Ingatlah kapan terakhir kali kamu berada dalam kesulitan. Siapa yang berada di samping kamu ?? Siapa yang mengasihi kamu saat kamu merasa tidak dicintai ?? Siapa yang ingin bersama kamu saat kamu tak bisa memberikan apa-apa ??
MEREKALAH SAHABATMU
Hargai dan peliharalah selalu persahabatanmu

Minggu, 23 September 2012

RENUNGAN MINGGU INI

Success is not doorway, it's a staircase. »Dotie Walters«

Sukses bukan sebuah pintu, tetapi sebuah tangga. »Dotie Walters«

Ulangan 28:13 TUHAN akan mengangkat engkau menjadi kepala dan bukan menjadi ekor, engkau akan tetap naik dan bukan turun, apabila engkau mendengarkan perintah TUHAN, Allahmu, yang kusampaikan pada hari ini kaulakukan dengan setia.


Tuhan menetapkan kita menjadi orang yang sukses dan berhasil, tetapi untuk itu ada tangga kehidupan yang harus kita titi.

Titian pertama ialah setia dan taat terhadap Firman Tuhan, hal yang tidak mudah untuk menjalaninya, tetapi kalau kita sungguh sungguh pasti bisa.

Titian yang kedua ialah rajin dan jujur, menyadari ada harga yang harus dibayar untuk mencapai sebuah keberhasilan dengan kerja keras dalam keseriusan.

Titian yang ketiga tentunya mau belajar untuk mengembangkan diri dengan menerima informasi dan masukan dari siapa saja.

Sukses hanya dapat kita capai melalui kekuatan dan hikmat akal budi didalam kasih karuniaNya yang berlimpah limpah.

Selamat hari sabat, beribadahlah dalam hadiratNya yang senantiasa memberi kekuatan baru untuk memampukan kita menaiki titian demi titian tangga sukses.selamat hari minggu dan god bless





by : Jhonatan Tefa

Jumat, 21 September 2012

cermin kehidupan

*** KOPI VS CANGKIR ***

Dalam rangka acara reuni, beberapa alumni mengunjungi guru sekolah mereka dulu...
Melihat para alumni tsb ramai-2 membicarakan kesuksesannya, guru tsb segera kedapur dan mengambil seteko kopi panas dan beberapa cangkir yg ber-beda2...
Mulai dari cangkir yg terbuat dari kristal.., kaca..., melamin..dan plastik. 

Guru tsb menyuruh para alumni utk mengambil cangkir dan mengisinya sendiri dgn kopi.

Setelah masing-2 alumni sudah mengisi cangkirnya, guru berkata, "Perhatikanlah...bahwa kalian semua memilih cangkir yg bagus dan yg tersisa dimeja hanya cangkir yg murah dan gak menarik....
Memilih hal yg terbaik adalah wajar dan manusiawi. Namun persoalannya, ketika kalian gak dapat cangkir yg bagus ..perasaan kalian mulai terganggu. Kalian secara otomatis melihat cangkir yg dipegang org lain dan mulai membandingkannya.
Pikiran kalian terfokus pd cangkir, padahal yg kalian nikmati bukan cangkirnya melainkan kopinya.."

Hidup kita spt kopi dlm analogi tsb diatas, sedang cangkirnya adalah pekerjaan.., jabatan.., dan harta benda yg kita miliki.

Pesan moral : ...jangan pernah membiarkan cangkir mempengaruhi kopi yg kita nikmati.
Cangkir bukan yg utama, kualitas kopi itulah yg penting.
Jangan berpikir yg mapan merupakan jaminan..kebahagiaan. Itu konsep yg ..keliru.

Kualitas hidup kita ditentukan oleh, "Apa yg ada didalam " ..bukan.."Apa yg kelihatan dari luar".
Apa gunanya kita memiliki segalanya, tapi kita gak merasakan damai, sukacita dan kebahagian dlm kehidupan kita?
Itu sangat ..menyedihkan..., karena itu sama spt kita menikmati 'kopi basi' yg disajikan di cangkir kristal yg mewah dan mahal.
Kunci menikmati kopi bukan seberapa bagus cangkirnya..., tapi seberapa bagus kualitas kopinya.

SELAMAT MENIKMATI SECANGKIR KOPI KEHIDUPAN.....!

Kamis, 20 September 2012

Persahabatan bukan hanya tentang bagaimana kamu berkata kamu peduli, tapi juga tentang bagaimana kamu menunjukkan kamu peduli 

Senin, 17 September 2012

mekkel dulu sebelum modom

Ibu guru : Tigor..coba buat kalimat dari kata "melamun"...Tigor : pohon mangga kami sdh melamun buah nya..!Ibu guru ; baba ni amam ma..!I coba kau..Santi !Ibu guru : buat kalimat kata "tiga..!"Santi : setiap pagi mamakku pergi mar tiga-tiga...!Ibu guru : amaang oooi amang.Sekarang coba kau Tiur..buat kalimat dari "pedoman"..Tiur : oppung ku sdh 3 hari terbaring di pedoman karena menseret...Ibu guru : bursikkk..ma h0000000 .....copas from lae Ramot 

Sabtu, 15 September 2012

SAOTIK RUHUT NI PARMARGAON ...

Tona (pesan) yang diberikan Debata Mulajadi Nabolon kepada si Raja Batak adalah :

1. Jangan memberitahukan kepada siapapun darimana asal-usul keturunan Mu.
2. Harus memberitahukan asal-usul dan silsilah kepada semua keturunan Mu.

Dengan 2 (dua) buah pesan yang diberikan Debata Mulajadi Nabolon inilah menjadi fakta bahwa orang Batak yang mungkin sebagai batang tubuh Dalihan Natolu yang terkandung di dalam falsafah orang Batak. Artinya : Somba Marhula-hula, Elek Marboru, Manat Mardongan Tubu, itulah budaya suku batak untuk mengikat tali persaudaraan yang harus dimiliki turun-temurun sampai sekarang dan di pandu dengan Tarombo (silsilah) sebagai pendukung yang utama. Maka teralisasilah dengan baik filsafah Dalihan Natolu, erat sekali hubungannya dengan Tarombo agar Budaya Adat Batak dapat berjalan dengan baik. Dengan demikian sedikit dijelaskan sejarah silsilah suku batak yang sudah menjadi marga-marga.

Si Raja Batak mulanya orang Batak dengan Istrinya Boru Deak Parujar mulanya di Sianjur Mula-mula di tengah-tengah Pulau Samosir diatas Dolok Pusuk Buhit, mempunyai keturunan 2 (dua) orang anak bernama:

1. Guru Tetea Bulan dan
2. Raja Isombaon dan mungkin juga mempunyai anak perempuan.

Si Raja Batak mendapatkan 7 (tujuh) cucu dari 2 (dua) anak, cucu dari anak pertama atau Guru Tetea Bulan yaitu :

1. Saribu Raja.

2. limbong.

3. Sagala.

4. Malau Raja,

dan cucu dari anak kedua atau Raja Isombaon yaitu :

5. Tuan Sorimangaraja.

6. Raja Asiasi.

7. Tuan Songkal Somalindang maka total 7 (tujuh) cucu si Raja Batak.

Keturunan dari Guru Teta Bulan adalah :

1. Saribu Raja mempunyai anak masing-masing bermarga Lontung dan Borbor.

a. Lontung memperanakkan : Sinaga – Situmorang – Pandiangan – Nainggolan – Simatupang – Siregar – Aritonang – Rumapea – Samosir – Gultom – Pakpahan – Sitinjak – Parhusip – Lumban Raja – Togatorop – Sianturi – Ritonga – Siburian – Harianja – Sormin – Op. Sunggu – Raja Gukguk.

b. Borbor memperanakkan : Harahap – Parapat – Matondang – Sipahutar – Saruksuk – Habeahan – Lubis – Pasaribu – Batubara – Tanjung – Hutasuhut – Daulay – Simargolang.

2. Limbong marga Limbong sampai saat ini belum berubah marganya Keturunannya : Limbong – Polu Onggang – Langsat.

3. Sagala belum berubah marganya Keturunannya : Sagala – Huta Ruar – Huta Bagasan – Huta Urat..

4. Malua Raja Keturunannya : Malau – Lambean – Manik – Ambarita – Gurning – Damanik.

Keturunan dari anak Raja Isombaon adalah

5. Tuan Sorimangaraja memperanakkan 3 (tiga) orang dari 3 orang istri bernama :

a. Tuan Sorbadijulu dari Istri (i) Nai Ambaton, keturunannya ada sebanyak 62 marga (sebagian ada di Tarombo), : – Simbolon – Munte – Tambatua – Saragitua – Haro (Karo) – Sitanggang – Sidabutar – Sidabalok - Siadari – Sijabat – Simarmata – Nadeak – Sitio – Pinayungan – Mahe – Tumanggor – Tinambunan - Sigalingging

b. Tuan Sorbadijae dari istri (ii) Nai Rasaon keturunannya ada di Tarombo : – Manurung – Sitorus – Sirait – Butar-butar,

c. Tuan Surbadibanua dari istri (iii) Nai Suaon, keturunannya ada 8 orang anak : Sibagotni Pohan – Sipaetua – Silalahi Sabungan – Siraja Oloan – Sihuta Lima – Si Raja Sobu – Si Raja Somba – Naipospos..

- Sibagotni Pohan memperanakkan : – Tuan Sihubil – Tuan Dibangarna – Tuan Samanimbit – Raja Sonakma Lela. ( - Tampubolon – Panjaitan – Silitonga – Siagian – Sianipar – Siahaan – Simanjuntak – Hutagaol – Nasution – Simangunsong – Marpaung – Napitupulu. )

- Sipaetua memperanakkan Marga : – Sarumpaet – Hutahaean – Aruan – Hutajulu – Sibarani – Sibuea – Pangaribuan – Hutapea.

- Silahi Sabungan memperanakkan : – Silalahi – Sihaloho – Situngkir – Sondi – Sinabutar – Tambun – Tambunan – Dolok Saribu – Nadapdap – Naiborhu – Sigiro – Sinurat.

- Siraja Oloan memperanakkan : – Naibaho – Bako – Sihotang – Bakkara – Sihite – Simanullang – Hasugian – Sinambela.

- Sihuta Lima memperanakkan : – Karo-karo – Sembiring – Perangin-angin – Ginting – Tarigan.

- Siraja Sobu memperanakkan : -Sitompul – Hasibuan – Hutabarat – Panggabean – Simorangkir – Hutagalung – Hutapea – Lumban Tobing.

- Si Raja Sumba memperanakkan : – Simamora – Purba – Manalu – Debata Raja – Rambe – Sihombing – Silaban – Lumban Toruan – Nababan – Husoit.

- Naipospos memperanakkan : – Lumban Batu – Banjarnahor – Lumban Gaol – Sibagaring – Hutahuruk – Simanungkalit – Situmeang.

6. Raja Asiasi memperanakkan marga-marga yang berada di Pulau Nias: – Telaumbanua – Harefa – Zebua – Waruru – Mendrofa – Larosa – Lase – Halawa – Gulo – Daely – Baeha – Bulolo – Silogi – Zai.

7. Tuan Songkal Somalindang sampai sekarang keturunannya tidak dapat diketahui (tetapi ada yang mengatakan adalah asal mula suku Aceh ? ).

Bila ada kesalahan atau koreksi kami mohon untuk di maafkan dan kami minta untuk dapat disempurnakan bila ada yang lebih mengetahui.

Demikianlah Legenda dari keturunan Si Raja Batak

Jumat, 14 September 2012

kata hari ini


"Jadilah orang yang gembira. Jangan
memikirkan kegagalan hari ini, tapi
pikirkan sukses yang mungkin datang
di hari esok. Anda bisa jadi
mendapatkan tugas yang sulit, tapi
Anda akan sukses jika tekun dan
gigih, dan merasakan kesenangan dalam
mengatasi hambatan. Ingatlah, tidak
ada hal yang sia-sia untuk meraih
sesuatu yang indah" -
Helen Keller

Kamis, 13 September 2012

ANDA KUATIR?

Kekuatiran menguras tenaga kita. Mencuri damai sejahtera. Melemahkan iman. Itu sebabnya kita harus mewaspadai ‘musuh’ yang tak kelihatan ini.

Satu-satunya cara mengusir kekuatiran adalah mengingat ayat Firman Tuhan, lalu melawan kekuatiran itu dengan mengucapkan ayat-ayat yang menguatkan kita.

Doa juga merupakan senjata untuk membasmi kekuatiran! Pakailah senjata ini dengan baik.

Musuh selalu ingin menembakkan panah-panah kuatir kepada kita. Namun ingatlah bahwa Ia adalah Allah yang baik dan tidak akan pernah meninggalkan kita. Ia pasti menolong kita.

Filipi 4:6
“Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur.”

“Sebuah hari yang penuh kekuatiran lebih melelahkan dari pada sebuah hari yang penuh pekerjaan.” ~ John Lubbock

Rabu, 12 September 2012

jangan cemas,gelisah

sebuah kesaksian.....Anak saya yang berada di kelas 2 SD bertanya kepada saya apa arti kata resah? Dia mungkin baru saja membaca buku dan menemukan kata itu yang tidak dimengertinya. Saya menjawab bahwa resah dapat berarti gelisah, kuatir, dan cemas.
Sesudah menjawab pertanyaan anak saya ini, saya tergelitik untuk memikirkan arti jawaban saya tersebut.
Memang situasi kehidupan kita sering membuat hidup kita tak pernah merasa damai. Ada-ada saja masalah atau situasi yang menimbulkan kekuatiran atau kecemasan dalam diri kita.
Cemas akan pekerjaan kita, usaha kita, masa depan kita, atau apa saja yang ada di sekitar kita membuat kita kehilangan suasana bahagia, suasana damai, suasana sejahtera. Tampilan luar kita bisa saja kelihatan ceria, bisa kelihatan bahagia, namun di dalam hati, atau batin kita penuh dengan kecemasan, kegelisahan dan kekuatiran. Banyak kehidupan rumah tangga yang kelihatan luarnya bahagia, tetapi di dalamnya diliputi dengan kegelisahan, pertengkaran, curiga dan penderitaan.
Banyak orang sering mencoba menutupi bagian dalam diri mereka yang penuh kekuatiran dan kecemasan dengan bertindak berani, bertindak gagah, bertindak ceria, namun sebenarnya jauh di dalam hati mereka penuh dengan perasaan cemas, gelisah dan kuatir.
Sebagai orang kristen, apa yang harus kita lakukan untuk menghilangkan kecemasan dan kekuatiran dalam diri kita dan hidup dengan penuh kedamaian?
Kita hanya bisa menghilangkan kegelisahan, ketakutan, atau kecemasan kita bila kita memiliki harapan. Tanpa harapan tak ada kepastian akan penyelesaian masalah kita, tak ada pegangan akan adanya pertolongan atau jalan keluar dari masalah kita. Ketika kita memiliki harapan, maka harapan itu memberikan kita titik terang, memberikan pegangan, memberikan kekuatan untuk terus bertahan, terus berjuang menghadapi semua rintangan, semua masalah ataupun ancaman.
Namun harapan akan tinggal harapan kalau kita meletakkan harapan kita pada sesuatu yang kosong, yang kelihatannya besar, kuat, penuh gemerlapan, tetapi pada dasarnya kosong.
Seekor anjing memburu dan menggonggong ssebuah mobil yang lewat di hadapannya, namun setelah ia mencapai mobil itu, ia tidak tahu mau diapakan mobil itu, karena tak ada sesuatu yang didapatinya, tak bisa dimakan, atau diapakan. Mobil yang dikejarnya tak sesuai dengan harapan, tak sesuai dengan jati dirinya, atau impiannya. Lebih baik ia memburu seekor kelinci atau kucing dari pada sebuah mobil. Ia akhirnya berjalan kembali dengan kecewa.
Ada banyak tawaran dalam dunia di sekitar kita untuk mengobati kegelisahan, kekuatiran dan kecemasan kita. Dunia memberikan berbagai alternatif, berbagai resep bagi manusia. Namun tak ada resep yang bisa menjamin atau mujarab untuk menentramkan kegelisahan, kekuatiran dan kecemasan kita.
Banyak orang mengira ketika mereka memiliki uang, mereka tak akan gelisah, kuatir atau cemas, tetapi justru uang menimbulkan lebih banyak kegelisahan, kekuatiran dan kecemasan.
Sebagian orang mengira dengan memiliki kekuasaan mereka akan merasa tentram dan gembira, tetapi kekuasaan justru menimbulkan lebih banyak kegelisahan, kekuatiran dan kecemasan.
Sebagian lagi mencoba mencari kesenangan dan ketentraman dengan obat-obatan dan minuman keras, mereka pergi ke tempat-tempat hiburan, namun tak ada kedamaian dan ketentraman yang mereka temukan, hanya kegelisahan dan makin terperosok jauh kedalam ketakutan, dan kegelisahan.
Damai dan ketentraman hanya dapat kita temukan bukan di luar kita, tetapi melalui hubungan batin kita dengan Tuhan, Sang Pencipta kita. Ia yang menciptakan kita. Ia yang menaruh dalam diri kita hubungan penciptaan itu antara Dia dengan kita, sehingga ketika kita ada di dalam Dia kita mengalami kedamaian dan ketentraman, namun ketika kita memutuskan hubungan itu, maka kedamaian dan ketentraman di dalam diri kitapun juga ikut lenyap.
Hubungan kita dengan Sang Pencipta kita bagaikan hubungan ranting dengan pohonnya. Ketika ranting terlepas dari pokok pohonnya, maka ranting itu akan menjadi kering dan mati. Begitu juga dengan kita, hidup kita akan merana dan akhirnya mati ketika kita melepaskan diri kita dari hubungan dengan Tuhan.
Daud mengatakan dalam Mazmur 63:2-3: Hanya dekat Allah saja aku tenang, dari pada-Nyalah keselamatanku. Hanya Dialah gunung batuku dan keselamatanku, kota bentengku, aku tidak akan goyah.
Ya memang hanya dekat pada Tuhan saja, kita dapat merasakan ketenangan dan kedamaian. Di dalam Tuhan kita menerima penghiburan, menerima pengharapan akan masa depan kita, menemukan solusi dari semua kegelisahan hati kita, dan menerima jaminan pengampunan dari semua dosa, semua kesalahan yang menghantui hidup kita.
Hanya melalui hubungan kita yang erat, yang akrab dengan Tuhan kita menemukan keteduhan dari semua kecemasan dan kegelisahan hati kita. Di dalam hubungan dengan Tuhan kita dipulihkan kembali, disembuhkan dari semua bilur-bilur masa lalu kita, luka-luka batin kita.
Yesaya mengatakan dalam Yesaya 61:10: Aku bersukaria di dalam TUHAN, jiwaku bersorak-sorai di dalam Allahku, sebab Ia mengenakan pakaian keselamatan kepadaku dan menyelubungi aku dengan jubah kebenaran, seperti pengantin laki-laki yang mengenakan perhiasan kepala dan seperti pengantin perempuan yang memakai perhiasannya.
Di dalam Tuhan kita menemukan keselamatan, mendapatkan hidup baru, karena hanya Tuhan yang dapat memberikan keselamatan kekal, kehidupan baru, dunia baru bagi kita.
Rasul Petrus mengatakan dalam I Petrus 5:7 Serahkanlah segala kekuatiranmu kepadaNya, sebab Ia yang memelihara kamu.
Carilah Tuhan dalam kegelisahan dan kecemasan anda. Carilah dan temuilah Tuhan, serta ceritakan semua kegelisahan dan kecemasan anda, serahkan hidup anda padaNya, agar anda menemukan ketentraman, kedamaian, dan keselamatan dari padaNya. Amin. Tuhan menolong anda.

Minggu, 09 September 2012

MAMA


    Los Felidas adalah nama sebuah jalan di ibu kota sebuah negara di Amerika Selatan, yang terletak di kawasan terkumuh diseluruh kota. Ada sebuah kisah yang menyebabkan jalan itu begitu dikenang orang.

    Itu dimulai dari kisah seorang pengemis wanita yang juga ibu seorang gadis kecil. Tidak seorangpun yang tahu nama aslinya, tapi beberapa orang tahu sedikit masa lalunya, yaitu bahwa ia bukan penduduk asli di situ, melainkan dibawa oleh suaminya dari kampung halamannya.

    Seperti kebanyakan kota besar di dunia ini, kehidupan masyarakat kota terlalu berat untuk mereka, dan belum setahun mereka di kota itu, mereka kehabisan seluruh uangnya, dan pada suatu pagi mereka sadar bahwa mereka tidak tahu di mana mereka tidur malam nanti dan tidak sepeserpun uang ada di kantong.

    Padahal mereka sedang menggendong bayi mereka yang berumur 1 tahun. Dalam keadaan panik dan putus asa, mereka berjalan dari satu jalan ke jalan lainnya, dan akhirnya tiba di sebuah jalan sepi di mana puing-puing sebuah toko seperti memberi mereka sedikit tempat untuk berteduh.

    Saat itu angin Desember bertiup kencang, membawa titik-titik air yang dingin. Ketika mereka beristirahat di bawah atap toko itu, sang suami berkata: “Saya harus meninggalkan kalian sekarang. Saya harus mendapatkan pekerjaan, apapun, kalau tidak malam nanti kita akan tidur di sini.”

    Setelah mencium bayinya ia pergi. Dan ia tidak pernah kembali.

    Tak seorangpun yang tahu pasti kemana pria itu pergi, tapi beberapa orang seperti melihatnya menumpang kapal yang menuju ke Afrika.

    Selama beberapa hari berikutnya sang ibu yang malang terus menunggu kedatangan suaminya, dan bila malam tidur di emperan toko itu.

    Pada hari ketiga, ketika mereka sudah kehabisan susu, orang-orang yang lewat mulai memberi mereka uang kecil, dan jadilah mereka pengemis di sana selama 6 bulan berikutnya.

    Pada suatu hari, tergerak oleh semangat untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik, ibu itu bangkit dan memutuskan untuk bekerja. Masalahnya adalah di mana ia harus menitipkan anaknya, yang kini sudah hampir 2 tahun, dan tampak amat cantik jelita. Tampaknya tidak ada jalan lain kecuali meninggalkan anak itu di situ dan berharap agar nasib tidak memperburuk keadaan mereka.

    Suatu pagi ia berpesan pada anak gadisnya, agar ia tidak ke mana-mana, tidak ikut siapapun yang mengajaknya pergi atau menawarkan gula-gula. Pendek kata, gadis kecil itu tidak boleh berhubungan dengan siapapun selama ibunya tidak di tempat.

    “Dalam beberapa hari mama akan mendapatkan cukup uang untuk menyewa kamar kecil yang berpintu, dan kita tidak lagi tidur dengan angin di rambut kita”.

    Gadis itu mematuhi pesan ibunya dengan penuh kesungguhan. Maka sang ibu mengatur kotak kardus di mana mereka tinggal selama 7 bulan agar tampak kosong, dan membaringkan anaknya dengan hati-hati di dalamnya. Di sebelahnya ia meletakkan sepotong roti. Kemudian, dengan mata basah ibu itu menuju ke pabrik sepatu, di mana ia bekerja sebagai pemotong kulit.

    Begitulah kehidupan mereka selama beberapa hari, hingga di kantong sang Ibu kini terdapat cukup uang untuk menyewa sebuah kamar berpintu di daerah kumuh. Dengan suka cita ia menuju ke penginapan orang-orang miskin itu, dan membayar uang muka sewa kamarnya.

    Tapi siang itu juga sepasang suami istri pengemis yang moralnya amat rendah menculik gadis cilik itu dengan paksa, dan membawanya sejauh 300 kilometer ke pusat kota.

    Di situ mereka mendandani gadis cilik itu dengan baju baru, membedaki wajahnya, menyisir rambutnya dan membawanya ke sebuah rumah mewah di pusat kota. Di situ gadis cilik itu dijual. Pembelinya adalah pasangan suami istri dokter yang kaya, yang tidak pernah bisa punya anak sendiri walaupun mereka telah menikah selama 18 tahun.

    Mereka memberi nama anak gadis itu Serrafona, dan mereka memanjakannya dengan amat sangat. Di tengah-tengah kemewahan istana itulah gadis kecil itu tumbuh dewasa. Ia belajar kebiasaan-kebiasaan orang terpelajar seperti merangkai bunga, menulis puisi dan bermain piano. Ia bergabung dengan kalangan-kalangan kelas atas, dan mengendarai Mercedes Benz ke manapun ia pergi.

    Satu hal yang baru terjadi menyusul hal lainnya, dan bumi terus berputar tanpa kenal istirahat.

    Pada umurnya yang ke-24, Serrafona dikenal sebagai anak gadis Gubernur yang amat jelita, yang pandai bermain piano, yang aktif di gereja, dan yang sedang menyelesaikan gelar dokternya. Ia adalah figur gadis yang menjadi impian tiap pemuda, tapi cintanya direbut oleh seorang dokter muda yang welas asih, yang bernama Geraldo.

    Setahun setelah perkawinan mereka, ayahnya wafat, dan Serrafona beserta suaminya mewarisi beberapa perusahaan dan sebuah real-estate sebesar 14 hektar yang diisi dengan taman bunga dan istana yang paling megah di kota itu. Menjelang hari ulang tahunnya yang ke-27, sesuatu terjadi yang merubah kehidupan wanita itu. Pagi itu Serrafona sedang membersihkan kamar mendiang ayahnya yang sudah tidak pernah dipakai lagi, dan di laci meja kerja ayahnya ia melihat selembar foto seorang anak bayi yang digendong sepasang suami istri. Selimut yang dipakai untuk menggendong bayi itu lusuh, dan bayi itu sendiri tampak tidak terurus, karena walaupun wajahnya dilapisi bedak tetapi rambutnya tetap kusam. Sesuatu ditelinga kiri bayi itu membuat jantungnya berdegup kencang.

    Ia mengambil kaca pembesar dan mengkonsentrasikan pandangannya pada telinga kiri itu. Kemudian ia membuka lemarinya sendiri, dan mengeluarkan sebuah kotak kayu mahoni. Di dalam kotak yang berukiran indah itu dia menyimpan seluruh barang-barang pribadinya, dari kalung-kalung berlian hingga surat-sura pribadi. Tapi di antara benda-benda mewah itu terdapat sesuatu terbungkus kapas kecil, sebentuk anting-anting melingkar yang amat sederhana, ringan dan bukan emas murni. Ibunya almarhum memberinya benda itu sambil berpesan untuk tidak kehilangan benda itu. Ia sempat bertanya, kalau itu anting-anting, di mana satunya. Ibunya menjawab bahwa hanya itu yang ia punya. Serrafona menaruh anting-anting itu di dekat foto.

    Sekali lagi ia mengerahkan seluruh kemampuan melihatnya dan perlahan-lahan air matanya berlinang. Kini tak ada keragu-raguan lagi bahwa bayi itu adalah dirinya sendiri. Tapi kedua pria wanita yang menggendongnya, yang tersenyum dibuat-buat, belum penah dilihatnya sama sekali.

    Foto itu seolah membuka pintu lebar-lebar pada ruangan yang selama ini mengungkungi pertanyaan-pertanyaannya, misalnya: kenapa bentuk wajahnya berbeda dengan wajah kedua orang tuanya, kenapa ia tidak menuruni golongan darah ayahnya.

    Saat itulah, sepotong ingatan yang sudah seperempat abad terpendam, berkilat di benaknya, bayangan seorang wanita membelai kepalanya dan mendekapnya di dada. Di ruangan itu mendadak Serrafona merasakan betapa dinginnya sekelilingnya tetapi ia juga merasa betapa hangatnya kasih sayang dan rasa aman yang dipancarkan dari dada wanita itu. Ia seolah merasakan dan mendengar lewat dekapan itu bahwa daripada berpisah lebih baik mereka mati bersama.

    Matanya basah ketika ia keluar dari kamar dan menghampiri suaminya yang sedang membaca koran: “Geraldo, saya adalah anak seorang pengemis, dan mungkinkah ibu saya masih ada di jalan sekarang setelah 25 tahun?”

    Itu adalah awal dari kegiatan baru mereka mencari masa lalu Serrafonna. Foto hitam-putih yang kabur itu diperbanyak puluhan ribu lembar dan disebar ke seluruh jaringan kepolisian di seluruh negeri. Sebagai anak satu-satunya dari bekas pejabat yang cukup berpengaruh di kota itu, Serrafonna mendapatkan dukungan dari seluruh kantor kearsipan, kantor surat kabar dan kantor catatan sipil. Ia membentuk yayasan-yayasan untuk mendapatkan data dari seluruh panti-panti orang jompo dan badan-badan sosial di seluruh negeri dan mencari data tentang seorang wanita.

    Bulan demi bulan lewat, tapi tak ada perkembangan apapun dari usahanya. Mencari seorang wanita yang mengemis 25 tahun yang lalu di negeri dengan populasi 90 juta bukan sesuatu yang mudah. Tapi Serrafona tidak punya pikiran untuk menyerah. Dibantu suaminya yang begitu penuh pengertian, mereka terus menerus meningkatkan pencarian mereka. Kini, tiap kali bermobil, mereka sengaja memilih daerah-daerah kumuh, sekedar untuk lebih akrab dengan nasib baik. Terkadang ia berharap agar ibunya sudah almarhum sehingga ia tidak terlalu menanggung dosa mengabaikannya selama seperempat abad.

    Tetapi ia tahu, entah bagaimana, bahwa ibunya masih ada, dan sedang menantinya sekarang. Ia memberitahu suaminya keyakinan itu berkali-kali, dan suaminya mengangguk-angguk penuh pengertian.

    Pagi, siang dan sore ia berdoa: “Tuhan, ijinkan saya untuk satu permintaan terbesar dalam hidup saya: temukan saya dengan ibu saya”.

    Tuhan mendengarkan doa itu. Suatu sore mereka menerima kabar bahwa ada seorang wanita yang mungkin bisa membantu mereka menemukan ibunya. Tanpa membuang waktu, mereka terbang ke tempat itu, sebuah rumah kumuh di daerah lampu merah, 600 km dari kota mereka. Sekali melihat, mereka tahu bahwa wanita yang separoh buta itu, yang kini terbaring sekarat, adalah wanita di dalam foto. Dengan suara putus-putus, wanita itu mengakui bahwa ia memang pernah mencuri seorang gadis kecil ditepi jalan, sekitar 25 tahun yang lalu.

    Tidak banyak yang diingatnya, tapi diluar dugaan ia masih ingat kota dan bahkan potongan jalan di mana ia mengincar gadis kecil itu dan kemudian menculiknya. Serrafona memberi anak perempuan yang menjaga wanita itu sejumlah uang, dan malam itu juga mereka mengunjungi kota di mana Serrafonna diculik.

    Mereka tinggal di sebuah hotel mewah dan mengerahkan orang-orang mereka untuk mencari nama jalan itu. Semalaman Serrafona tidak bisa tidur. Untuk kesekian kalinya ia bertanya-tanya kenapa ia begitu yakin bahwa ibunya masih hidup sekarang, dan sedang menunggunya, dan ia tetap tidak tahu jawabannya.

    Dua hari lewat tanpa kabar. Pada hari ketiga, pukul 18:00 senja, mereka menerima telepon dari salah seorang staff mereka. “Tuhan maha kasih, Nyonya, kalau memang Tuhan mengijinkan, kami mungkin telah menemukan ibu Nyonya. Hanya cepat sedikit, waktunya mungkin tidak banyak lagi.”

    Mobil mereka memasuki sebuah jalanan yang sepi, dipinggiran kota yang kumuh dan banyak angin. Rumah-rumah di sepanjang jalan itu tua-tua dan kusam. Satu, dua anak kecil tanpa baju bermain-main ditepi jalan. Dari jalanan pertama, mobil berbelok lagi kejalanan yang lebih kecil, kemudian masih belok lagi kejalanan berikutnya yang lebih kecil lagi.

    Semakin lama mereka masuk dalam lingkungan yang semakin menunjukkan kemiskinan. Tubuh Serrrafona gemetar, ia seolah bisa mendengar panggilan itu. “Lekas, Serrafonna, mama menunggumu, sayang”. Ia mulai berdoa, “Tuhan, beri saya setahun untuk melayani mama. Saya akan melakukan apa saja”.

    Ketika mobil berbelok memasuki jalan yang lebih kecil, dan ia bisa membaui kemiskinan yang amat sangat, ia berdoa: “Tuhan beri saya sebulan saja”.

    Mobil belok lagi kejalanan yang lebih kecil, dan angin yang penuh derita bertiup, berebut masuk melewati celah jendela mobil yang terbuka. Ia mendengar lagi panggilan mamanya, dan ia mulai menangis: “Tuhan, kalau sebulan terlalu banyak, cukup beri kami seminggu untuk saling memanjakan.”

    Ketika mereka masuk belokan terakhir, tubuhnya menggigil begitu hebat sehingga Geraldo memeluknya erat-erat. Jalan itu bernama Los Felidas. Panjangnya sekitar 180 meter dan hanya kekumuhan yang tampak dari sisi ke sisi, dari ujung ke ujung. Di tengah-tengah jalan itu, di depan puing-puing sebuah toko, tampak onggokan sampah dan kantong-kantong plastik, dan ditengah-tengahnya, terbaring seorang wanita tua dengan pakaian sehitam jelaga, tidak bergerak-gerak.

    Mobil mereka berhenti diantara 4 mobil mewah lainnya dan 3 mobil polisi. Di belakang mereka sebuah ambulans berhenti, diikuti empat mobil rumah sakit lain. Dari kanan kiri muncul pengemis-pengemis yang segera memenuhi tempat itu.

    “Belum bergerak dari tadi.” lapor salah seorang. Pandangan Serrafona gelap tapi ia menguatkan dirinya untuk meraih kesadarannya dan turun. Suaminya dengan sigap sudah meloncat keluar, memburu ibu mertuanya. “Serrafona, kemari cepat! Ibumu masih hidup, tapi kau harus menguatkan hatimu.”

    Serrafona memandang tembok dihadapannya, dan ingat saat ia menyandarkan kepalanya ke situ. Ia memandang lantai di kakinya dan ingat ketika ia belajar berjalan. Ia membaui bau jalanan yang busuk, tapi mengingatkannya pada masa kecilnya. Air matanya mengalir keluar ketika ia melihat suaminya menyuntikkan sesuatu ke tangan wanita yang terbaring itu dan memberinya isyarat untuk mendekat.

    “Tuhan”, ia meminta dengan seluruh jiwa raganya, “beri kami sehari, Tuhan, biarlah saya membiarkan mama mendekap saya dan memberitahunya bahwa selama 25 tahun ini hidup saya amat bahagia. Jadi mama tidak menyia-nyiakan saya”.

    Ia berlutut dan meraih kepala wanita itu kedadanya. Wanita tua itu perlahan membuka matanya dan memandang keliling, ke arah kerumunan orang-orang berbaju mewah dan perlente, ke arah mobil-mobil yang mengkilat dan ke arah wajah penuh air mata yang tampak seperti wajahnya sendiri ketika ia masih muda.

    “Mama….”, ia mendengar suara itu, dan ia tahu bahwa apa yang ditunggunya tiap malam – antara waras dan tidak – dan tiap hari – antara sadar dan tidak – kini menjadi kenyataan. Ia tersenyum, dan dengan seluruh kekuatannya menarik lagi jiwanya yang akan lepas.

    Perlahan ia membuka genggaman tangannya, tampak sebentuk anting-anting yang sudah menghitam. Serrafona mengangguk, dan tanpa perduli sekelilingnya ia berbaring di atas jalanan itu dan merebahkan kepalanya di dada mamanya.

    “Mama, saya tinggal di istana dan makan enak tiap hari. Mama jangan pergi dulu. Apapun yang mama mau bisa kita lakukan bersama-sama. Mama ingin makan, ingin tidur, ingin bertamasya, apapun bisa kita bicarakan. Mama jangan pergi dulu… Mama…”

    Ketika telinganya menangkap detak jantung yang melemah, ia berdoa lagi kepada Tuhan: “Tuhan maha pengasih dan pemberi, Tuhan….. satu jam saja…. …satu jam saja…..”

    Tapi dada yang didengarnya kini sunyi, sesunyi senja dan puluhan orang yang membisu. Hanya senyum itu, yang menandakan bahwa penantiannya selama seperempat abad tidak berakhir sia-sia

Jumat, 07 September 2012

BORU HASIAN KU

Boru hasianku hihihihi belepotan mangallang cokelat 

kata hari ini

Hal terindah dari persahabatan adalah memahami dan di pahami,tanpa pernah memaksa dan menang sendiri 

Kamis, 06 September 2012

ARTI SEORANG SAHABAT


Mempunyai satu sahabat sejati lebih berharga dari seribu teman yang mementingkan diri sendiri.
Apa yang kita alami demi teman kadang-kadang melelahkan dan menjengkelkan, tetapi itulah yang membuat persahabatan mempunyai nilai yang indah.
Persahabatan sering menyuguhkan beberapa cobaan, tetapi persahabatan sejati bisa mengatasi cobaan itu bahkan bertumbuh bersama karenanya…
Persahabatan tidak terjalin secara otomatis tetapi membutuhkan proses yang panjang seperti besi menajamkan besi, demikianlah sahabat menajamkan sahabatnya.
Persahabatan diwarnai dengan berbagai pengalaman suka dan duka, dihibur – disakiti, diperhatikan – dikecewakan, didengar – diabaikan, dibantu – ditolak, namun semua ini tidak pernah sengaja dilakukan dengan tujuan kebencian.
Seorang sahabat tidak akan menyembunyikan kesalahan untuk menghindari perselisihan, justru karena kasihnya ia memberanikan diri menegur apa adanya.
Sahabat tidak pernah membungkus pukulan dengan ciuman, tetapi menyatakan apa yang amat menyakitkan dengan tujuan sahabatnya mau berubah.
Proses dari teman menjadi sahabat membutuhkan usaha pemeliharaan dari kesetiaan, tetapi bukan pada saat kita membutuhkan bantuan barulah kita memiliki motivasi mencari perhatian, pertolongan dan pernyataaan kasih dari orang lain, tetapi justru ia berinisiatif memberikan dan mewujudkan apa yang dibutuhkan oleh sahabatnya.
Kerinduannya adalah menjadi bagian dari kehidupan sahabatnya, karena tidak ada persahabatan yang diawali dengan sikap egoistis. Semua orang pasti membutuhkan sahabat sejati, namun tidak semua orang berhasil mendapatkannya. Banyak pula orang yang telah menikmati indahnya persahabatan, namun ada juga yang begitu hancur karena dikhianati sahabatnya.
Ingatlah kapan terakhir kali kamu berada dalam kesulitan. Siapa yang berada di samping kamu ?? Siapa yang mengasihi kamu saat kamu merasa tidak dicintai ?? Siapa yang ingin bersama kamu saat kamu tak bisa memberikan apa-apa ??
MEREKALAH SAHABATMU
Hargai dan peliharalah selalu persahabatanmu . SELAMAT PAGI DAN GOD BLESS

Rabu, 05 September 2012

DOA &HARAPAN


Ketika kita mengajukan pertanyaan, Apa yang menjadi harapan kita pada saat ini? Pasti berbagai macam jawaban yang akan kita terima. Sebagai contoh mempunyai mobil, pacar yang cantik atau ganteng, rumah mewah, sekolah di tempat yang favorit dan masih banyak lagi jawabannya akan kita terima. Lalu bagaimana jika kita merasakan beban hidup yang berat, banyak kesulitan, menghadapi berbagai permasalahan dan seakan tidak ada jalan keluar dari segala yang kita hadapi. Masihkah adaharapan? 

Banyak sekali orang yang ketika menghapi berbagai permasalah berkata bahwa dirinya tidak berarti dan yang selalu di lakukan hanya mengeluh dan mengeluh. Mengeluh memang enak dan tidak dilarang tetapi apakah pantas ketika ada jalan keluar dan harapan tetapi masih tetap mengeluh? Sebuah hal yang perlu kita lakukan adalah berdoa. Doa itu besar kuasanya. Akan tetapi kita sering lupa untuk berdoa dan tanpa disadari ada orang yang berdoa untuk kita. 

Ketika kita mengetahui bahwa ada seseorang yang berdoa untuk kita, harapan itu akan muncul kembali, kita dipulihkan, kita dikuatkan, kita tidak sendiri karena ada seseorang yang peduli dan terutama ada Allah yang senantiasa tidak pernah mengabaikan kita sedikitpun. Beban kita terangkat. Betapa Indah dan ajaibnya sebuah Doa. 

Bahasa doa adalah bahasa positif. Ketika kita berdoa, baik untuk diri sendiri maupun untuk orang lain, kita menggunakan bahasa positif karena kita sedang berkomunikasi dengan Tuhan. Ketika kita berbicara dengan Tuhan tidak mungkin kita menggunakan bahasa negatif. Saat kita berdoa bagi orang lain, kita memohon yang terbaik dari Tuhan untuk orang tersebut. bahasa doa adalah bahasa kerendahan hati, tidak mementingkan diri, serta tidak sombong. Bahasa doa adalah bahasa yang menguatkan, tidak mencaci maki, tidak merendahkan orang lain. Bahasa doa adalah bahasa iman, percaya bahwa dibalik semua kelemahan serta keterbatasan manusia ada kekuatan, kemurahan dan kasih Tuhan. Ingatlah, kebiasaan dalam berdoa akan membangun karakter.

Marilah kita membiasakan diri menggunakan kata-kata untuk membangun harapan. Kata membiasakan diri mengandung pengertian kita mempunyai kecenderungan menggunakan kata-kata tanpa tujuan karena itu, mulailah kita membiasakan diri menggunakan kata-kata untuk kemuliaan Tuhan semata. Seperti tertulis dalam Roma 5:5 "Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita".Amin

Selasa, 04 September 2012

SAVED BY AN ANGEL

 Mazmur 34:8-9
======================
"Malaikat TUHAN berkemah di sekeliling orang-orang yang takut akan Dia, lalu meluputkan mereka. Kecaplah dan lihatlah, betapa baiknya TUHAN itu! Berbahagialah orang yang berlindung pada-Nya!"
saved by an angel, malaikat, perlindungan, luput dari bencanaMasihkah Malaikat hadir ditengah-tengah kita? Kira-kira setahun lalu, teman saya seorang musisi jazz pemain saxophone mengalami sebuah kesaksian yang luar biasa. Dia seorang musisi yang berasal dari Amerika yang selalu menjaga kekudusannya dengan baik. Ketika ia hadir diJava Jazz tahun 2008 lalu, ia bercerita meskipun sempat mengalami kekecewaan ketika teman baiknya meninggal saat mendaki gunung bersama-sama, namun ia tetap mengambil komitmen untuk setia pada Tuhan. Kira-kira 2 bulan setelah ia kembali ke Amerika, ia mengalami sebuah musibah. Sepulangnya dari sebuah show, mobil yang ia kendarai menabrak sebuah truk besar. Tabrakan itu cukup mengerikan. Mobilnya remuk tak berbentuk. Dalam kondisi seperti itu, rasanya sulit membayangkan ada orang yang bisa selamat. Setidaknya mungkin mengalami luka berat. "I should have died at that time, because the crash was terrible" katanya.Saat itu ketika musibah tabrakan terjadi, ia mengaku melihat sebuah sosok yang mengulurkan tangan dan menariknya keluar dari mobil. Luar biasa, meskipun sempat diopname selama seminggu, ia tidak mengalami masalah berarti. Dua minggu setelah kejadian itu, ia sudah tampil lagi di panggung.  "He sent His Angel to save me. I'm very thankful, and I'm gonna praise him forever.." katanya dalam email. 

Luar biasa ketika kita melihat kesaksian-kesaksian yang bisa semakin meneguhkan iman seperti ini. Lihatlah bahwa Tuhan tetaplah peduli dengan kehidupan kita. Dia masih tetap, dan akan tetap siap mengutus Malaikat-MalaikatNya untuk hadir di tengah-tengah kita, dan meluputkan kita dari bencana, jika kita tetap hidup dengan takut akan Tuhan.  Daud menulis demikian: "Malaikat TUHAN berkemah di sekeliling orang-orang yang takut akan Dia, lalu meluputkan mereka. Kecaplah dan lihatlah, betapa baiknya TUHAN itu! Berbahagialah orang yang berlindung pada-Nya!" (Mazmur 34:8-9). Yang dimaksud dengan takut akan Tuhan bukanlah bentuk ketakutan duniawi, sebab untuk bentuk-bentuk ketakutan duniawi ini kita telah dilepaskan. "Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban." (2 Timotius 1:7) Dan jika kita tetap takut, artinya kita belumlah sempurna dalam kasih. "Di dalam kasih tidak ada ketakutan: kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan; sebab ketakutan mengandung hukuman dan barangsiapa takut, ia tidak sempurna di dalam kasih." (1 Yohanes 4:18).Takut akan Tuhan menjelaskan tentang bagaimana kekuatan, kebesaran, kekudusan dan otoritas Tuhan. Tidak seperti ketakutan duniawi, takut akan Tuhan adalah bentuk rasa takut yang sehat. Takut akan Tuhan berarti kita patuh pada perintahNya, hidup dengan menghormatiNya, berpegang kepadaNya, mengenal pribadiNya dan kemudian hidup memuliakanNya. Rasa takut akan Tuhan akan membawa kita lebih dekat lagi kepadaNya, bukan sebaliknya menjauhkan. Takut akan Tuhan juga bukan berarti bahwa kita hidup benar semata-mata karena takut akan hukuman yang dijatuhkan Tuhan, tapi lebih kepada besarnya kasih kita kepadaNya, dan menyadari betapa besar kasihNya pada kita, sehingga kita tidak ingin ada hal yang bisa merusak hubungan harmonis antara kita dengan Sang Pencipta kita. Ketika hidup kita selalu didasarkan pada takut akan Tuhan, lihatlah bagaimana Tuhan menjanjikan perlindungan dalam setiap langkah kita, termasuk dengan menurunkan MalaikatNya untuk berkemah di sekitar kita untuk senantiasa menjaga dan meluputkan kita dari bencana. 

Di atas segala upaya manusia untuk membuat sistem perlindungan yang terbaik, ingatlah bahwa ada Tuhan di atas segalanya yang mampu memberikan perlindungan dan rasa aman pada jiwa anda beserta keluarga. Mari kita baca Mazmur 91:9-16. "Sebab TUHAN ialah tempat perlindunganmu, Yang Mahatinggi telah kaubuat tempat perteduhanmu, malapetaka tidak akan menimpa kamu, dan tulah tidak akan mendekat kepada kemahmu; sebab malaikat-malaikat-Nya akan diperintahkan-Nya kepadamu untuk menjaga engkau di segala jalanmu. Mereka akan menatang engkau di atas tangannya, supaya kakimu jangan terantuk kepada batu.Singa dan ular tedung akan kaulangkahi, engkau akan menginjak anak singa dan ular naga." (Mazmur 91:9-13). Bagaimana agar kita bisa mendapat janji Tuhan yang sungguh luar biasa ini? Ayat berikutnya memberi penjelasan. "Sungguh, hatinya melekat kepada-Ku, maka Aku akan meluputkannya, Aku akan membentenginya, sebab ia mengenal nama-Ku." (ay 14). Ya, dengan mengenal nama Tuhan, dengan takut akan Tuhan. Selanjutnya Allah berfirman: "Bila ia berseru kepada-Ku, Aku akan menjawab, Aku akan menyertai dia dalam kesesakan, Aku akan meluputkannya dan memuliakannya. Dengan panjang umur akan Kukenyangkan dia, dan akan Kuperlihatkan kepadanya keselamatan dari pada-Ku." (ay 15-16). Haleluya.

Apa yang terjadi pada musisi peniup saxophone Amerika di atas bisa juga terjadi pada kita, karena Tuhan menjanjikan sebuah perlindungan yang pasti pada semua orang yang hidup dengan takut akan Tuhan. Sudahkah kita menjaga hidup kita dengan benar? Sudahkah kita mentaati perintah Tuhan, menjauhi laranganNya, bukan semata-mata karena kita merasa takut berdosa atau takut masuk neraka, tapi terlebih karena kita mengasihiNya dan tidak ingin mengecewakan Dia yang sudah begitu baik pada kita? Ketika kita mengamalkan pola hidup seperti ini, bersiaplah untuk mendapati para Malaikat Tuhan berkemah di sekitar kita. Lalu kecaplah, dan lihatlah, betapa baiknya Tuhan!


Tuhan menjaga hidup kita yang takut akan Tuhan dan siap meluputkan kita dari bencana

KASIHNYA DAHSYAT

Detik demi detik Dia menanti,
penderitaan yang segera dialami-Nya.
Ada perasaan cemas, gentar, dan gelisah. Sebab itu benar-benar penderitaan yang dalam sekali.
Oleh karena itu IA menghampiri Bapa-Nya.
Malam itu, di taman Getsemani IA berdoa:
Bapa, jikalau bisa cawan ini berlalu.
Bapa, kalau bisa cawan ini berlalu dari-Ku
Bapa, kalau bisa...
Tiga kali IA memohon.
Namun, permohonan-Nya tidak dikabulkan.
Maka IA katakan, Jadilah Kehendak-Mu Bapa.
Malam itu juga ia diseret..., melalui perantara seorang murid-Nya dengan sebuah ciuman maut.
Orang-orang ramai bersorak gembira, mereka berkata:
Salibkan Dia
Salibkan Dia
Salibkan Dia
Bebaskan Barabas, padahal Barabas seorang penjahat ulung.
Setelah itu, IA pun diarak orang banyak menuju sebuat bukit
Bukit itu disebut Bukit Tengkorak atau Golgota.
Selain itu,
IA ditinju
IA diludahi
IA ditempeleng
IA ditendang
IA dicambuk
Cambuknya itu terbuat dari kulit yang ujungnya ditaburi tulang-tulang dan butiran timah. Kalau cambuk itu dilayangkan maka kulit-Nya akan terkelupas, dan hancur seperti bubur. Itulah yang Dia alami.
IA dipaksa mengangkat salib-Nya sendiri.
IA diarak menuju ke atas bukit itu,
IA diejek
IA dihina
IA dipermalukan
IA ditelanjangi
IA mengalami penderitaan yang mendalam
IA diberi mahkota berduri, sakit, kepala-Nya bercucuran darah.
Dan...., tidak hanya itu
Tangan-Nya dipaku
Kaki-Nya dipaku
Pelan-pelan salib-Nya ditegakkan, darah mengalir, dan mengalir terus.
sungguh pedih, perih, dan sengsara.
Di atas kayu salib ia bukan marah, mengeluh atau bersungut-sungut.
Walau sakit
Walau perih
Walau pedih
Walau sengsara
Walau menderita
Walau harus mati
IA berkata, Ya Bapa Ampunilah mereka... Ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.
Sungguh Dia luar biasa...
Kasih-Nya dahsyat dan ajaib
Kasih dari manusia bersifat sementara namun Kasih-Nya kekal selamanya.
Unconditional love
Kasih-Nya hanya untuk engkau dan saya.
Kasih yang sejati
Kasih yang menyelamatkan
Sudahkah engkau mengalami Kasih-Nya itu?
Kasih dari Dia
Ya Dia
Dia yang disebut namanya Yesus Kristus,
Yesus Juru Selamat Manusia.