Welcome to Horasianblogspot

Kamis, 12 Desember 2013

Amin

 "Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN!" (Yeremia 17:7).

Minggu, 08 Desember 2013

"HO DO TUHAN"

Dang alani hagogoonki
Boi ahu mardalan di ngolukon
aut unang Ho na dilambungki
tung so boi ahu songonon

Hodo hagogoon manungkoli ahu

hubereng bohim laos martangiang ahu
mangido pangurupion diahu
sai tiop tangan hu sai togu ma ahu
ai Ho do Tuhan pargogo di ahu

Sabtu, 07 Desember 2013

Berharap pada Yesus saja

 Roma 5:5 tertulis : “Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita.”

Ayat ini merupakan lanjutan dari ayat-ayat sebelumnya dimana dikatakan bahwa kesengsaraan menimbulkan ketekunan, dan ketekunan menimbulkan tahan uji, dan tahan uji menimbulkan pengharapan. 
Perhatikan disini bahwa penderitaan atau kesengsaraan yang kita terima karena mengikuti Kristus merupakan suatu yang ‘endingnya‘ menuju kepada suatu pengharapan yang pasti dan tidak mengecewakan.  Jadi kesengsaraan itu janganlah menjadikan kita putus asa dan kecewa dalam mengiring Tuhan tetapi kita harus memandangnya sebagai suatu anugerah yang Allah berikan agar kita terus naik dalam iman percaya kepada Tuhan dan merupakan suatu ujian kesetiaan kita kepada Allah. 
Anugerah adalah suatu pemberian yang diberikan kepada seseorang bukan karena dia layak untuk menerima tetapi semata-mata disebabkan oleh kemurahan dari yang memberikan. Intinya adalah bahwa anugerah diberikan bukan karena kelayakan.
Jadi, setiap pemberian yang baik dari Allah merupakan anugerah sebab kita sesungguhnya tidak layak untuk menerimanya.  Keselamatan adalah anugerah, berkat-berkat pun adalah anugerah.  Sebagaimana Efesus 2:8 berkata bahwa sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan, itu bukan hasil usahamu tetapi pemberian Allah.  
Lalu, bagaimana dengan kesengsaraan?  Kita sudah ikut Tuhan Yesus, rajin beribadah, berbuat yang baik, taat dan setia tapi menerima penderitaan? Layakkah kita menerima penderitaan itu? Apakah saudara pernah bertanya-tanya mengapa saya diberikan penderitaan dan kesengsaraan ini? Bukankah saya rajin ke gereja, rajin beribadah, rajin doa dan puasa, tapi mengapa hal ini terjadi? Saudara yang dikasihi Tuhan Yesus, itu adalah anugerah bagi saudara. 
1 Petrus 2:19-20 berkata: “Sebab adalah kasih karunia, jika seorang karena sadar akan kehendak Allah menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung. Sebab dapatkah disebut pujian, jika kamu menderita pukulan karena kamu berbuat dosa? Tetapi jika kamu berbuat baik dan karena itu kamu harus menderita, maka itu adalah kasih karunia pada Allah.
Jadi, kita harus bersyukur karena kesengsaraan yang tidak harus kita tanggung rupa-rupanya adalah anugerah dari Allah.  Memang terasa sulit untuk menerima dan bersyukur akan hal-hal yang nampaknya tidak baik.  Hal-hal kecil saja dalam hidup ini yang rasanya tidak nyaman seringkali membuat sulit bagi kita untuk bersyukur.  Sewaktu saya terjebak macet rasanya susah untuk bersyukur, pikiran jadi pusing melihat semrawutnya jalanan dan padatnya kendaraan. Tapi, istri saya mengingatkan untuk mengucap syukur.  Nikmati saja perjalanan yang macet itu.
Apakah hidupmu sedang dilanda penderitaan dan kesengsaraan? bersyukurlah dan nikmatilah sebab di dalamnya ada maksud mulia dari Allah.  Saya percaya bahwa kesetiaan kita akan dinilai oleh Allah dan para malaikat, seperti Ayub yang ketika diuji ternyata dia kedapatan setia dan tidak menyangkali Tuhan. 
Kemalanganmu tidak akan dibiarkan oleh Tuhan berlarut-larut, tetapi Dia akan menolong saudara.  Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi saudara kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar dari pada penderitaan yang saudara alami. 
Jangan kecewa mengiring Tuhan Yesus, sebab Dia memberikan harapan yang pasti baik di hidup yang sekarang ini maupun di hidup yang akan datang dalam kemuliaan sorgawi.
Dia pasti turun tangan, Dia pasti menolong, Dia pasti memberikan jalan keluar buat saudara.  Kita menderita untuk Kristus maka kita pun akan menerima kemuliaan seperti Kristus.  
Dia adalah Allah maha kuasa yang sanggup melakukan segala perkara yang tidak mungkin dan hal-hal yang tidak terpikirkan oleh kita itu yang Dia kerjakan bagi kita.  Allah tidak pernah kekurangan cara untuk menolong kita, sebab Ia ajaib dan dahsyat. 
Jangan kecewa, teguhkan dan kuatkan hatimu, berserah kepada kehendak-Nya dan mengalir dalam pimpinan Allah. Tuhan Yesus memberkati.

Kamis, 05 Desember 2013

Tuhan Ajaib

Kesaksian Pengamen cilik
Syalom Warga Sorga...

Kesaksian Pengamen cilik yang di pakai TUHAN YESUS secara luar biasa.......
silakan di baca yaa:

Dibawah ini merupakan kesaksian dari pendeta yang bernama Nama pendetanya bapak Wisnu. Berikut penuturan beliau:

Beberapa waktu yang lalu saya ada pelayanan untuk Youth di daerah Tangerang.

Saya naik bis jurusan Tangerang pada siang harinya untuk menuju rumah kakak saya terlebih dulu karena pelayanan tersebut akan berlangsung sore hari.

Didalam bis yang penuh sesak tersebut, masuk pula seorang pengamen cilik usia sekitar 7-8 tahun dengan berbekal kecrekan sederhana (mungkin dari tutup botol) Berbekal alat musik sederhana tersebut,
dia nyanyikan lagu "YESUS Ajaib,TUHANku Ajaib...." (~a song by Ir. Niko,red.)
Dan kata-kata tersebut diulang terus menerus.

Hampir seluruh penumpang bis memarahi anak tersebut :"Diam kamu! Jangan nyanyi lagu itu lagi.

Kalau kamu nggak diam, nanti saya pukul kamu!" Tapi ternyata anak tersebut tidak menanggapi kemarahan mereka dan dengan berani terus menyanyikan lagu tersebut. Saya dalam hati berkata:"TUHAN, anak ini luar biasa. Kalau saya, belum tentu saya bisa berani melakukan hal tersebut".

Karena bis akan melanjutkan perjalanan menuju tol berikutnya, di pintu tol menuju Serpong (kalau tidak salah), hampir 3/4 penumpang turun dari bis tersebut.

Termasuk saya dan pengamen cilik tersebut. Anak kecil itu didorong hingga akhirnya jatuh. Kemudian dia bangkit lagi. Tapi dia didorong oleh massa hingga terjatuh lagi. Semua penumpang bis mengerumuni anak itu.

Saya masih ada di situ dengan tujuan jika kemudian anak tersebut akan ditempeleng atau dihajar, saya akan berusaha untuk menariknya lari menjauhi mereka.

Seluruh kerumunan itu baik pria maupun wanita menjadi marah: "Sudah dibilang jangan nyanyi masih nyanyi terus! Kamu mau saya pukul?" dan seterusnya, dan seterusnya.

Anak kecil itu hanya terdiam. Setelah amarah mereka mulai mereda, anak kecil itu baru berbicara:"Bapak-bapak, Ibu- Ibu jika mau pukul saya, pukul saja. Kalau mau bunuh, bunuh saja. Tapi yang Bapak dan Ibu perlu tahu, walaupun saya dipukul atau dibunuh saya tetap akan menyanyikan lagu tersebut."

Seluruh kerumunan menjadi terdiam sepertinya mulut mereka terkunci.

Kemudian dia melanjutkan:"Sudahlah... . Bapak, Ibu tidak perlu marah-marah lagi. Sini.... saya doakan saja Bapak-bapak dan Ibu-ibu."

Dan apa yang terjadi, seluruh kerumunan itu didoakan satu per satu oleh anak ini.

Banyak yang tiba- tiba menangis dan akhirnya mau menerima TUHAN.

Saya yang sadari tadi menyaksikan hal tersebut, kemudian pergi meninggalkan kerumunan tersebut.

Saya melanjutkan naik mikrolet.

Jalanan macet karena kejadian tersebut hingga mikrolet melaju dengan sangat lambat....

Sopir mikroletnya bertanya kepada saya:" Ada apa sih Pak? Kok banyak kerumunan?"

Saya jawab :"O.... Itu ada banyak orang didoakan oleh anak kecil."

Di saat mikrolet melaju dengan sangat pelan, tiba- tiba anak kecil pengamen itu naik mikrolet yang sama dengan saya.

Saya kemudian bertanya kepada pengamen cilik itu :"Dik, kamu nggak takut dengan orang-orang itu?"

Jawabnya si Pengamen cilik ini:"Buat apa saya takut? Roh yang ada dalam diri saya lebih besar dari roh apapun di dunia ini", tuturnya mengutip ayat Firman Tuhan.

Lanjutnya kata si Pengamen cilik tersebut: "Bapak mau saya doakan? "

Saya terperanjat:"Kamu mau doakan saya?"

Jawabnya: "Ya kalau Bapak mau."

Saya menjawab: "Baiklah. Kamu boleh doakan saya."

Doanya: "TUHAN berkati Bapak ini.
Berkati dan urapi Bapak ini jika sore nanti dia akan ada pelayanan Youth."

Sampai di situ, saya tidak bisa menahan air mata yang deras mengalir.

Saya tidak peduli lagi dengan penumpang lain yang mungkin menonton kejadian tersebut.

Yang saya tahu bahwa Tuhan sendiri yang berbicara pada anak ini, dari mana dia tahu saya akan ada pelayanan Youth sore ini.

Kesaksian ditutup sampai di situ dan dengan satu kesimpulan, jika kita mau, Tuhan bisa pakai kita lebih lagi. Bukan kemampuan tapi kemauan yang Tuhan kehendaki.
amin...

Kita Sebagai anak Tuhan, Harus punya Keberanian Luar Biasa Di akhir zaman ini Untuk Memberitakan Nama YESUS KRISTUS Kepada Dunia....

Jangan takut Ataupun Jangan Malu Mengakui YESUS Di Depan Orang,.....Menyaksikan FirmanNYA.....dan Nyatakanlah KemuliaanNYA Melalui kita...amin

Semoga Kita menjadi seperti anak Kecil,,,
Kata Alkitab : Karena Merekalah Yang Empunya Kerajaan Sorga..

Matius 18 : 2 - 4 Yang Berkata (2)Maka YESUS memanggil seorang anak kecil dan menempatkannya di tengah-tengah mereka. (3)lalu berkata: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga.(4)Sedangkan barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga...amin...

Semoga bermanfaat yaa tulisan ini...

LORD JESUS bless you all...pagi semuanya...

Rabu, 04 Desember 2013

Indah Pada waktunya

TUHAN akan membuka bagimu perbendaharaan-Nya yg melimpah, yakni langit, untuk memberi hujan bagi tanahmu pada masanya dan memberkati segala pekerjaanmu, sehingga engkau memberi pinjaman kepada banyak bangsa, tetapi engkau sendiri tidak meminta pinjaman (Ul 28:12)

Minggu, 01 Desember 2013

Peace is more important than all justice; and peace was not made for the sake of justice, but justice for the sake of peace. ..................................... Martin Luther

DALAM TUHAN ADA SUKACITA SEJATI

Baca:  Mazmur 16:1-11

"Engkau memberitahukan kepadaku jalan kehidupan; di hadapan-Mu ada sukacita berlimpah-limpah, di tangan kanan-Mu ada nikmat senantiasa."  Mazmur 16:11

Momen apa yang paling membuat Saudara merasakan sukacita?  Ada berbagai alasan seseorang mengalami sukacita dalam hidupnya:  seseorang bersukacita saat ia mendapatkan lotere;  ketika merayakan valentine's day dengan teman-teman;  saat berada di kursi pelaminan dengan orang yang dicintainya;  ketika memiliki uang banyak;  ketika lulus ujian atau diwisuda sebagai sarjana;  ketika dianugerahi anak;  ketika bertemu dengan kawan lama dan sebagainya.  Seseorang yang menderita sakit akan bersukacita ketika dokter menyatakan bahwa ia sudah sembuh dan boleh pulang dari rumah sakit;  seorang atlet mengalami sukacita yang luar biasa ketika ia mampu merebut medali emas dalam suatu kejuaraan;  seorang petani bersukacita tatkala musim panen yang ditunggu-tunggu itu tiba, sehingga rasa-rasanya semua kerja keras yang selama ini ia lakukan, baik itu membajak, mengairi dan merawat tanaman telah terbayar sudah.  Begitu pula seorang karyawan akan bersukacita ketika tiba waktu menerima gaji atau mendapat promosi jabatan dari pimpinan.

     Namun, berapa lama sukacita itu akan bertahan?  Sukacita yang ditawarkan oleh dunia ini sifatnya hanya sementara, tidak akan bertahan lama.  Lalu, di manakah kita menemukan sukacita yang sejati dan berlimpah-limpah itu?  Sukacita yang melimpah dan yang tak lekang oleh waktu hanya akan kita temukan di dalam Tuhan Yesus.  Sukacita yang dari Tuhan tidak bergantung pada situasi dan kondisi yang ada di sekitar kita karena sukacita itu berasal dari dalam, yang dikerjakan oleh Roh Kudus.

     Jadi, kita mendapatkan sukacita yang berlimpah oleh karena ada Roh Kudus di dalam diri kita.  Itulah sebabnya Rasul Paulus menasihati,  "Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan!  Sekali lagi kukatakan:  Bersukacitalah!"  (Filipi 4:4).  Mungkin kita berkata,  "Teorinya gampang.  Prakteknya?  Bagaimana bisa bersukacita jika kita sedang dalam masalah, sakit, punya banyak utang, toko sepi, perusahaan lagi bangkrut dan sebagainya?"  Rasul Paulus menulis surat himbauan kepada jemaat di Filipi ini bukan saat ia sedang bersenang-senang karena menerima berkat dari Tuhan, tapi justru saat ia berada di dalam penjara alias dalam penderitaan dan kesesakan.
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 20 April 2012 -