Welcome to Horasianblogspot

Kamis, 08 November 2012

Tiada kuasa sedahsyat kuasa kasih Allah.


Menaburlah bagimu sesuai dengan keadilan, menuailah menurut kasih setia! . . . sebab sudah waktunya untuk mencari TUHAN. —Hosea 10:12
Kitab Hosea dalam Perjanjian Lama merupakan suatu kisah tentang kasih setia Allah bagi umat-Nya yang tidak setia. Dalam sikap yang tampaknya tidak wajar bagi kita, Tuhan memerintahkan Hosea untuk menikahi seorang wanita yang akan melanggar ikrar pernikahannya dan mendatangkan dukacita bagi Hosea (Hos. 1:2-3). Setelah ia meninggalkan Hosea dan hidup bersama pria lain, Tuhan menyuruh Hosea untuk membawa kembali istrinya itu. Inilah gambaran sebagaimana “TUHAN juga mencintai orang Israel, sekalipun mereka berpaling kepada allah-allah lain” (3:1).
Kemudian, Hosea dipanggil untuk mengatakan kepada bangsa Israel bahwa oleh karena pemberontakan mereka terhadap Tuhan, mereka akan dibawa sebagai tawanan oleh suatu bangsa asing. “Keriuhan perang akan timbul di antara bangsamu, dan segala kubumu akan dihancurkan” (10:14).
Namun di tengah dosa dan penghukuman mereka, anugerah Allah kepada umat-Nya tak pernah surut. Dalam suatu nasihat yang penuh kasih, Dia berfirman: “Menaburlah bagimu sesuai dengan keadilan, menuailah menurut kasih setia! Bukalah bagimu tanah baru, sebab sudah waktunya untuk mencari TUHAN, sampai Ia datang dan menghujani kamu dengan keadilan” (10:12).
Meski kami telah “membajak kefasikan” dan “menuai kecurangan” (10:13), Allah tidak pernah berhenti mengasihi kita. Apa pun situasi kita hari ini, kita dapat datang kepada Tuhan dan menerima pengampunan untuk memulai suatu langkah hidup yang baru. Kasih-Nya tidak berkesudahan! —DCM
Tuhan mencurahkan kasih yang tak berkesudahan,
Kala kita jatuh, Dia memberi pengampunan
Agar kita bertobat dan datang kepada-Nya,
Menjawab ya pada panggilan-Nya.

Selasa, 06 November 2012

"Allah Sumber Kuatku"


Hanya Kau milikku di surga
Tiada yang kuingini di bumi
Hanya Kau
Tak kuandalkan kekuatanku
Namun yang pasti
‘Kan tetap s’lamanya

Reff :
Allah sumber kuatku
Allah sumber kuatku
Allah sumber kuatku
Dan bagianku s’lamanya

Senin, 05 November 2012

Hati Yang Gembira

"Hati yang gembira adalah obat yang manjur, tetapi semangat yang patah mengeringkan tulang."

hati gembiramasih ingatkan anda akan lagu lama :
hati yang gembira adalah obat, seperti hati yang senang
tapi semangat yang patah kering kan tulang 
hati yang gembira Tuhan senang
amin.
memang Tuhan ingin setiap kita memiliki hati yang gembira. bukan hati yang loyo, bukan hati yang gampang menyerah. karena dengan hati gembira kita dapat berpikir tenang. kita dapat menyelesaikan perkara dengan baik. 
di lagu ini juga dikatakan semangat yang patah kering kan tulang. maksudnya adalah bila kita tidak semangat lagi berarti sama saja seperti orang yang telah mati. 

Doa: Tuhan ajar kami untuk memiliki hati yang gembira. untuk terus bersemangat didalam menghadapai pergumulan dan masalah kami. amin

Minggu, 04 November 2012

Kata Hari Ini

If GOD leads you to the edge of cliff, trust HIM fully. One or two things will happen, either HE will catch you when you fall, or HE will teach you how to fly

Sabtu, 03 November 2012

=== METAMORFOSA ===

Berubahlah oleh pembaruan budimu, sehingga kamu dapat membedakan mana kehendak Allah: Apa yang baik, yang berkenan kepada-Nya dan sempurna. (Roma 12:2)

Proses metamorfosa yang mengubah ulat menjadi kepompong, kemudian menjadi kupu-kupu, sungguh suatu perubahan yang mengagumkan. 

Dari arti katanya,metamorfosa berarti bentuk yang berubah. Namun, yang terjadi pada kupu-kupu bukan hanya perubahan bentuk, tetapi jiga gaya hidup.
Ulat merangkak, kupu-kupu terbang.
Ulat makan daun, kupu-kupu menghisap madu.
Ulat tampak rakus, kupu-kupu tampak anggun.
Ulat berrgerak lambat, kupu terbang.
Sungguh berubah total !

Kata "metamorfosa" itu pulalah yang dipakai Paulus ketika menulis "Berubahlah oleh pembaruan budimu...."
Paulus ingin jemaat di Roma benar-benar berubah, seperti perubahan yang dialami ulat hingga menjadi kupu-kupu. Gaya hidup, cara pandang, dan cara jemaat menjalani hidup mesti berubah, sehingga mereka" dapat membedakan mana kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada-Nya dan yang sempurna." Ya, reformasi sejati tidak hanya mengubah forma (bentuk), tetapi juga mengubah apa yang ada di dalam hidup seseorang.

Hidup kita perlu terus mengalami reformasi.
Harus terus bergerak dari ulat ke kepompong. Jadi tidak hanya diam, tetapi seperti pesan Paulus, kita perlu terus mempersembahkan diri sebagai persembahan yang hidup, kudus, dan berkenan kepada Allah (ayat 1).
Artinya, kita selalu menyadari--dan kemudian membuktikannya pada dunia--bahwa atas kemurahan Allalh dan kasih karunia-Nya, hidup kita ini adalah milik Allah.

Mari terus berubah agar semakin matang di dalam Tuhan. Hingga pada saatnya kelak, kita sungguh berubah menjadi indah dan memberkati setiap orang yang melihatnya.***

selamat menikmati akihir pekan

TUHAN YESUS MEMBERKATI





by 
Bejana Kemuliaan

Jumat, 02 November 2012

Teruslah Berbuat Baik

Kapan terakhir kali Anda berbuat baik?? Sekecil apapun berbuat baik adalah amalan.

TERSENYUM saat berpapasan dengan orang di jalan, meskipun kita tidak kenal orang tersebut adalah perbuatan baik. Pernah melakukan hal kecil ini, kalau belum pernah atau sudah lupa kapan terakhir melakukannya, cobalah untuk memulai melakukan lagi?

Senyum kita akan membuat orang lain lebih percaya diri dan membuat perasaan kita lega dan damai karena telah membuat orang lain bahagia.

Untuk kebaikan kecil yang lainnya, menyapa orang, memberikan bangku kita di kerete / mobil kepada yang lebih membutuhkan, menolong orang yang jatuh di jalan, dan lainnya? Mari kita lakukan hal tersebut tanpa memikirkan apapun, kita lakukan dengan ringan tangan, tidak usah berharap ada imbalan apapun atas kebaikan yang kita lakukan itu, toh gak ada ruginya buat kita.

Tapi yang perlu kita ingat adalah, dalam hidup ini ada yang namanya hukum TABUR - TUAI, apa itu ? Gampangnya begini, atas apapun yang kita lakukan (tabur), baik itu yang baik ataupun yang buruk, semua akan kembali kepada kita (tuai). Perbuatan baik akan akan menuai hasil baik, perbuatan buruk akan kita tuai hasil buruk yang menimpa pada diri kita.

Beberapa waktu lalu saya mendapatkan seminar luar biasa dari doktor Zein, yang menyampaikan prinsip ini dengan sangat gamblang. Bahwa kita semua menyimpan atau menabung ENERGI baik itu energi positif ataupun energi negatif. Dan percayalah bahwa Energi ini dipastikan akan CAIR atau DICAIRKAN selama kita di dunia / sebelum kita meninggal. karena ini hukum alam sehingga ini akan cair selama kita ada di dunia.

Energi positif kita dapat dari perbuatan-perbuatan baik kita selama ini, baik yang kita sadari atau tidak, baik yang kecil atau yang besar, semua akan tersimpan sebagai tabungan energi positif.Energi negatif kita kumpulkan dari hal-hal yang disadari atau tidak kita lakukan, misalnya mengeluh, ngomongin orang lain, berbuat jahat pada orang lain, berbuat dosa dan sebagainya, semua akan terkumpul sebagai tabungan energi negatif.

Banyak cerita terjadi di sekitar kita, atau bahkan kita mengalami sendiri, kadang dalam kondisi kepepet atau kondisi kita tidak berdaya, tiba-tiba kita dapat pertolongan dari orang lain yang tidak disangka-sangka, dan percaya atau tidak pertolongan seperti itu akan selalu datang. yang perlu diingat adalah pertolongan hanya akan datang bila kita punya tabungan energi positif.

Dan sebaliknya.... kita harus hati-hati kalau ternyata tabungan energi negatif kita banyak, karena pasti akan cair. Kalau tiba-tiba kaca mobil kita dicongkel orang dan barang2 didalamnya hilang, itu artinya proses pencairan energi negatif. Walaupun kita sudah berhati-hati, eeeh tiba-tiba dompet kita raib diambil copet, yaaa betul itu cairnya energi negatif.

Yuuuuuuk kita berlomba-lomba menabung energi positif, ringan tangan membantu orang lain dan berbuat baik...

Kata-kata bijaknya : semua yang akan kita lakukan akan menjadi catatan atau embel2 dibelakan diri kita, yang siapapun akan melihat dan menilai kita dari embel2 yang kita miliki tersebut

Kamis, 01 November 2012

Tiga Karung Beras


Ini adalah makanan yang tidak bisa dibeli dengan uang.


Kisah ini adalah kisah nyata sebuah keluarga yang sangat miskin, yang memiliki seorang anak laki-laki.
Ayahnya sudah meninggal dunia, tinggallah ibu dan anak laki-lakinya untuk saling menopang.Ibunya bersusah payah seorang membesarkan anaknya, saat itu kampung tersebut belum memiliki listrik.
Saat membaca buku, sang anak tersebut diterangi sinar lampu minyak, sedangkan ibunya dengan penuh kasih menjahitkan baju untuk sang anak.
Saat memasuki musim gugur, sang anak memasuki sekolah menengah atas.Tetapi justru saat itulah ibunya menderita penyakit rematik yang parah sehingga tidak bisa lagi bekerja disawah.Saat itu setiap bulannya murid-murid diharuskan membawa tiga puluh kg beras untuk dibawa kekantin sekolah. Sang anak mengerti bahwa ibuya tidak mungkin bisa memberikan tiga puluh kg beras tersebut.Dan kemudian berkata kepada ibunya: " Ma, saya mau berhenti sekolah dan membantu mama bekerja disawah".
Ibunya mengelus kepala anaknya dan berkata : "Kamu memiliki niat seperti itu mama sudah senang sekali tetapi kamu harus tetap sekolah. Jangan khawatir, kalau mama sudah melahirkan kamu, pasti bisa merawat dan menjaga kamu. Cepatlah pergi daftarkan kesekolah nanti berasnya mama yang akan bawa kesana".Karena sang anak tetap bersikeras tidak mau mendaftarkan kesekolah, mamanya menampar sang anak tersebut.
Dan ini adalah pertama kalinya sang anak ini dipukul oleh mamanya.Sang anak akhirnya pergi juga kesekolah. Sang ibunya terus berpikir dan merenung dalam hati sambil melihat bayangan anaknya yang pergi menjauh.
Tak berapa lama, dengan terpincang-pincang dan nafas tergesa-gesa Ibunya datang kekantin sekolah dan menurunkan sekantong beras dari bahunya.
Pengawas yang bertanggung jawab menimbang beras dan membuka kantongnya dan mengambil segenggam beras lalu menimbangnya dan berkata : " Kalian para wali murid selalu suka mengambil keuntungan kecil, kalian lihat, disini isinya campuran beras dan gabah.
Jadi kalian kira kantin saya ini tempat penampungan beras campuran". Sang ibu ini pun malu dan berkali-kali meminta maaf kepada ibu pengawas tersebut.
Awal Bulan berikutnya ibu memikul sekantong beras dan masuk kedalam kantin. Ibu pengawas seperti biasanya mengambil sekantong beras dari kantong tersebut dan melihat. Masih dengan alis yang mengerut dan berkata: "Masih dengan beras yang sama".
Pengawas itupun berpikir, apakah kemarin itu dia belum berpesan dengan Ibu ini dan kemudian berkata : "Tak perduli beras apapun yang Ibu berikan kami akan terima tapi jenisnya harus dipisah jangan dicampur bersama, kalau tidak maka beras yang dimasak tidak bisa matang sempurna. Selanjutnya kalau begini lagi, maka saya tidak bisa menerimanya" .
Sang ibu sedikit takut dan berkata : "Ibu pengawas, beras dirumah kami semuanya seperti ini jadi bagaimana? Pengawas itu pun tidak mau tahu dan berkata : "Ibu punya berapa hektar tanah sehingga bisa menanam bermacam- macam jenis beras". Menerima pertanyaan seperti itu sang ibu tersebut akhirnya tidak berani berkata apa-apa lagi.
Awal bulan ketiga, sang ibu datang kembali kesekolah. Sang pengawas kembali marah besar dengan kata-kata kasar dan berkata: "Kamu sebagai mama kenapa begitu keras kepala, kenapa masih tetap membawa beras yang sama. Bawa pulang saja berasmu itu !".Dengan berlinang air mata sang ibu pun berlutut di depan pengawas tersebut dan berkata: "Maafkan saya bu, sebenarnya beras ini saya dapat dari mengemis". Setelah mendengar kata sang ibu, pengawas itu kaget dan tidak bisa berkata apa-apa lagi. Sang ibu tersebut akhirnya duduk diatas lantai, menggulung celananya dan memperlihatkan kakinya yang sudah mengeras dan membengkak.
Sang ibu tersebut menghapus air mata dan berkata: "Saya menderita rematik stadium terakhir, bahkan untuk berjalan pun susah, apalagi untuk bercocok tanam. Anakku sangat mengerti kondisiku dan mau berhenti sekolah untuk membantuku bekerja disawah. Tapi saya melarang dan menyuruhnya bersekolah lagi."
Selama ini dia tidak memberi tahu sanak saudaranya yang ada dikampung sebelah. Lebih-lebih takut melukai harga diri anaknya.Setiap hari pagi-pagi buta dengan kantong kosong dan bantuan tongkat pergi ke kampung sebelah untuk mengemis. Sampai hari sudah gelap pelan-pelan kembali ke kampung sendiri. Sampai pada awal bulan semua beras yang terkumpul diserahkan ke sekolah.
Pada saat sang ibu bercerita, secara tidak sadar air mata Pengawas itupun mulai mengalir, kemudian mengangkat ibu tersebut dari lantai dan berkata: "Bu sekarang saya akan melapor kepada kepala sekolah, supaya bisa diberikan sumbangan untuk keluarga ibu." Sang ibu buru- buru menolak dan berkata: "Jangan, kalau anakku tahu ibunya pergi mengemis untuk sekolah anaknya, maka itu akan menghancurkan harga dirinya. Dan itu akan mengganggu sekolahnya. Saya sangat terharu dengan kebaikan hati ibu pengawas, tetapi tolong ibu bisa menjaga rahasia ini."
Akhirnya masalah ini diketahui juga oleh kepala sekolah. Secara diam-diam kepala sekolah membebaskan biaya sekolah dan biaya hidup anak tersebut selama tiga tahun. Setelah tiga tahun kemudian, sang anak tersebut lulus masuk ke perguruan tinggi qing hua dengan nilai 627 point.
Dihari perpisahan sekolah, kepala sekolah sengaja mengundang ibu dari anak ini duduk diatas tempat duduk utama. Ibu ini merasa aneh, begitu banyak murid yang mendapat nilai tinggi, tetapi mengapa hanya ibu ini yang diundang. Yang lebih aneh lagi disana masih terdapat tiga kantong beras.
Pengawas sekolah tersebut akhirnya maju kedepan dan menceritakan kisah sang ibu ini yang mengemis beras demi anaknya bersekolah.
Kepala sekolah pun menunjukkan tiga kantong beras itu dengan penuh haru dan berkata : "Inilah sang ibu dalam cerita tadi."Dan mempersilakan sang ibu tersebut yang sangat luar biasa untuk naik ke atas mimbar.
Anak dari sang ibu tersebut dengan ragu-ragu melihat kebelakang dan melihat gurunya menuntun mamanya berjalan keatas mimbar. Sang ibu dan sang anakpun saling bertatapan. Pandangan mama yang hangat dan lembut kepada anaknya. Akhirnya sang anak pun memeluk dan merangkul erat mamanya dan berkata: "Oh Mamaku......
Inti dari Cerita ini adalah:Pepatah mengatakan: "Kasih ibu sepanjang masa, sepanjang jaman dan sepanjang kenangan" Inilah kasih seorang mama yang terus dan terus memberi kepada anaknya tak mengharapkan kembali dari sang anak. Hati mulia seorang mama demi menghidupi sang anak berkerja tak kenal lelah dengan satu harapan sang anak mendapatkan kebahagian serta sukses dimasa depannya. Mulai sekarang, katakanlah kepada mama dimanapun mama kita berada dengan satu kalimat: " Terimakasih Mama.. Aku Mencintaimu, Aku Mengasihimu. .. selamanya".