Welcome to Horasianblogspot

Minggu, 11 November 2012

Hati yang Bersyukur


Tahun yang baru ini biar kita awali dengan hati yang bersyukur kepada Tuhan. Tidak boleh kita membawa penyesalan dan kekuatiran di tahun yang lalu untuk masuk di tahun yang baru ini. Bukan saja tidak ada gunanya, tetapi hal itu juga merefleksikan hati kita yang tidak menghormati Tuhan karena kita tidak mengakui semua anugerah yang baik itu datangnya dari Tuhan kalau mulut kita tidak bersyukur kepada Tuhan. Itu sebab hari ini saya ingin memberikan dua ayat mengawali tahun yang baru kepada semua kita kiranya boleh menjadi firman Tuhan yang memimpin hidup kita sepanjang tahun ini.
“Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya…” (Pengkhotbah 3:11a)
“Setiap pemberian yang baik dan setiap anugerah yang sempurna datangnya dari atas diturunkan oleh Bapa segala terang, padaNya tidak ada perubahan atau bayangan karena pertukaran” (Yak.1:17). Kiranya kedua ayat ini boleh menyimpulkan kehidupan kita di tahun 2009 dan menjadi firman yang memimpin kita di tahun 2010.
Saya percaya kita tidak boleh membawa kekuatiran dan penyesalan apapun dari tahun yang lampau memasuki tahun yang baru. Itu perasaan hati saya. Itu sebab saya bersyukur melihat begitu banyak berkat dan anugerah Tuhan di dalam pelayanan yang ada waktu saya melayani di Indonesia baru-baru ini. Memasuki tahun 2010 saya juga mendorong diri sendiri untuk bertanya, apa yang boleh saya lakukan di tahun 2010 ini. Maka pergumulan hati saya, kita tidak boleh bawa perasaan yang kuatir, menyesal, di tahun yang lalu. Kita mungkin menyesal di tahun yang lalu, tetapi apa gunanya? Banyak orang menyesal karena tahun 2009 hidupnya susah. Banyak orang menyesal karena di tahun 2009 mendapat penghasilan yang mungkin penuh dengan struggle. Banyak orang menyesal karena di tahun 2009 kita menghadapi banyak tantangan, dsb. Jangan biarkan penyesalan itu dibawa sampai tahun 2010. Saya hanya mengijinkan satu penyesalan yang boleh kita bawa di tahun 2010 yaitu penyesalan karena Tuhan sudah kasih terlalu banyak tetapi kita kasih terlalu sedikit kepadaNya. Tetapi kita tidak bisa merubah kenyataan itu. Itu sebab saya mengharapkan di tahun 2010 ini kita lebih mencintai Tuhan dan mengasihi Tuhan. Biar firman Tuhan ini menolong kita boleh bersyukur dan mengucap syukur kepada Tuhan. Adalah lumrah pada waktu kita menghadapi berbagai macam realita hidup, kita bereaksi sesuai dengan apa yang kita terima. Kalau itu baik, kita sukacita. Kalau itu tidak baik, kita bertanya ‘mengapa?’ Itu reaksi yang lumrah. Kenapa lumrah? Sebab memang cara pandang kita pasti bersifat fragmental. Kita hanya melihat di satu sisi saja. Maka Pkh.3:11a merupakan satu bagian yang indah, supaya hidup kita penuh dengan sukacita, kita tidak pernah melihat apa yang terjadi di dalam hidup kita sebagai ‘waste of time.’ Kita tidak pernah melihat apa yang terjadi di dalam hidup kita sebagai suatu kesialan. Kita tidak pernah melihat apa yang terjadi di dalam hidup kita dengan pertanyaan ‘mengapa itu terjadi?’ pada waktu kita bisa melihat dari sudut atas mozaik-mozaik kehidupan kita yang mungkin seperti pecahan beling yang satu persatu tidak memiliki arti dan makna tetapi waktu disusun, dia menjadi satu lukisan mozaik yang indah. Itu kalimat yang dikatakan oleh Pengkhotbah, “Allah membuat segala sesuatu indah pada waktunya…” Kita lihat dari atas maka muncul kalimat seperti ini, God made everything beautiful in its time. Dimulai dari ayat 1-10, apa yang menjadi realita hidup kita yang kalau dilihat satu persatu berupa fragment. Ada waktunya kita lahir,a da waktunya kita mati. Ada waktunya kita rugi, ada waktunya kita untung. Ada waktunya kita sakit, ada waktunya kita sehat. Ada waktunya kita mencintai, ada waktunya kita membenci. Ada waktunya kita bersukacita, ada waktunya kita mengeluarkan air mata. Pengkhotbah mengatakan itu merupakan realita hidup kita hari demi hari. Tidak akan menjadi bermakna dan bernilai kalau kita tidak memakai kacamata bagaimana Tuhan melihat. Tahun 2009 seperti itu juga. Ada bulan yang indah, ada bulan yang kurang baik. Ada hari yang penuh sukacita, ada hari kita berkeluh kesah. Ada hari kita sehat, ada hari kita sakit. Tetapi bolehkah kita memasuki tahun 2010 ini dengan mengatakan kalimat yang sama seperti yang dikatakan oleh Pengkhotbah ini. Tuhan, saya mau memasuki tahun 2010 mulai dengan sikap hati ini. Saya bersyukur terlebih dahulu kepada Tuhan karena saya melihat hidupku begitu indah. Segala sesuatu Tuhan buat menjadi keindahan bagiku.
Kadang-kadang kita tidak mengerti apa yang terjadi di dalam hidup kita. Waktu saya melayani di Indonesia ada dua hal yang kontras diceritakan kepada saya. Yang satu saya saksikan sendiri, seorang berusia lebih muda daripada saya baru saja menjalani operasi pengangkatan usus besarnya karena dia menderita colon cancer. Tetapi yang membuat hati saya terenyuh adalah waktu mendengar bahwa dia satu-satunya orang Kristen di tengah keluarganya. Saya tidak mengerti, orang itu rajin ikut doa pagi, tidak ada orang yang lebih rajin daripada dia. Saya percaya pasti di dalam doanya dia meminta Tuhan agar suatu kali isterinya, anak-anaknya, papa mamanya, mertuanya, yang masih belum percaya Tuhan boleh menjadi percaya. Kita tidak bisa mengerti, orang yang cinta Tuhan dan begitu mengasihi Tuhan, berdoa seperti itu, kok dia yang sakit. Tetapi saya sedikit bersyukur karena di tengah-tengah situasi seperti ini isterinya sampai mengeluarkan kalimat, “Tolong doakan suami saya di dalam gereja.” Waktu saya berkhotbah, orang memberi tahu saya bahwa dia datang bersama isterinya mengikuti kebaktian bersama-sama. Saya tidak mengerti kenapa Tuhan perlu memakai penderitaan dan kesulitan kepada anak Tuhan yang masih muda demi supaya keluarganya yang belum percaya Tuhan bisa melihat nilai yang paling indah dan paling penting dan paling kekal di dalam hidup ini melalui dia. Hal-hal seperti ini tidak bisa kita kontrol.
Pada waktu kita tidak mungkin lagi bisa bersandar dengan berapapun banyaknya uang kita, berapa besarnya kuasa kita, baru kita tahu kekuasaan yang ada di dalam benda-benda itu hanyalah bersifat terbatas dan sementara adanya. Pada waktu kita berada di dalam kondisi kesehatan yang tidak mungkin dipulihkan kembali dengan uang sebanyak apapun, mungkin manusia baru dibawa dan diperhadapkan kepada pertanyaan, siapa yang memimpin dan mengontrol hidupku? Akhirnya dia tahu segala yang dia miliki tidak bisa menjadi penyelamat, kecuali berdoa dan bertelut di hadapan Tuhan.
Kita sering makan semaunya dan tidak bisa mengontrol keinginan untuk makan sebanyak-banyaknya. Tidak apa makan semaunya, toh ada Crestor, obat penurun kolesterol. Saya bilang kepada sdr, jangan pernah jadikan obat itu sebagai dewamu. Makan apa saja sehabis itu makan crestor, akhirnya stroke. Tidak berarti kita jaga makan, lalu tidak akan jatuh sakit. Dan tidak berarti kalau kita jatuh sakit itu berarti nasib sial terjadi di dalam hidup kita. Tetapi saya hanya ingin mengatakan pada hari ini waktu kita menjalani hidup kita, di saat-saat kita merasa apa arti dan makna menghadapi peristiwa yang tidak mengenakkan, pada waktu hati kita bertanya-tanya sehingga kita menjadi gelisah, kuatir dan kecewa, biar firman Tuhan hari ini mengajak kita melihat semua yang terjadi di dalam hidup kita, Tuhan menjadikan itu indah pada waktunya. Belajar bersyukur kepada Tuhan hari ini memasuki tahun 2010. Sekali lagi, hidup bersyukur berarti kita menghormati Tuhan dan kita tahu darimana sumbernya semua berkat di dalam hidup kita. Maka Yakobus mengatakan semua yang baik dan semua yang sempurna ada di dalam hidupmu datangnya dari atas. Jangan pernah lupakan itu. Memang mungkin datang melalui tangan kita yang bekerja keras, memang mungkin datang melalui pikiran kita yang memikirkan segala sesuatu sehingga menjadi berhasil, memang mungkin datang melalui waktu yang kita pakai dengan berusaha sekeras mungkin. Tetapi kita tidak boleh melupakan seluruh kejayaan yang kita dapat di tahun 2009 itu adalah berkat dan anugerah yang datang dari atas. Saya harap tahun ini kita masuki dengan hati yang melimpah dengan syukur kepada Tuhan.
Sebagai gembala dan rekan pelayanan sdr, sebelas tahun merintis gereja ini bersama-sama, dari kecil dan sederhana dengan segala kekurangan dan kelemahan dan ketidakmampuan, kita bisa ada sampai hari ini, saya juga ingin bersyukur kepada Tuhan. Secara khusus hari ini saya ingin bersyukur kepada Tuhan untuk jemaat yang ada yang Tuhan beri menjadi penghiburan bagi saya. Saya melihat bagaimana Paulus sendiri bersyukur terhadap jemaat yang menerima surat-suratnya. Dengan bersyukur berarti Paulus sadar seluruh pelayanannya juga ditopang oleh orang-orang Kristen yang juga mencintai dan mengasihi Tuhan. Saya bersyukur karena sdr pasti berdoa untuk pelayanan saya. Saya bersyukur ada di antara sdr yang pada waktu hari Minggu saya cape dengan diam-diam menaruh siomai pada siang hari. Itu hal-hal yang kecil dan sederhana tetapi merupakan hal-hal yang menjadi keindahan di dalam pelayanan saya.
Ada enam hal yang Paulus bersyukur atas jemaatnya. Paulus bersyukur jemaat tetap memiliki iman kepada Kristus. Sayapun bersyukur atas hal itu. Ada di antara sdr yang saya bisa lihat pertumbuhan rohani dari awal datang ke gereja terus sampai sekarang, sdr bertumbuh secara usia dan juga bertumbuh dewasa di dalam karakter dan pelayanan sdr. Itu hal yang patut saya mengucap syukur kepada Tuhan. Bersyukur melihat sdr bersaksi bagaimana perjalanan iman sdr dimana sdr menyaksikan dan membuktikan Tuhan itu setia dan baik di dalam hidupmu. Paulus bilang, aku bersyukur kepada Tuhan karena imanmu begitu indah. Hampir kepada semua jemaat yang menerima suratnya Paulus bersyukur seperti itu, kecuali di dalam surat Galatia Paulus tidak mengucapkan kalimat seperti itu bagi mereka. Mengapa? Karena jemaat itu sudah hampir menjadi sesat, maka Paulus tidak ambil waktu terlalu panjang untuk bersyukur atas mereka melainkan memberi teguran.
Kedua, Paulus bersyukur sebab jemaat saling mengasihi dan saling membantu orang kudus satu sama lain. Sayapun bersyukur melihat sdr rela membantu teman-teman dan rekan-rekan yang lain di dalam gereja ini, membantu saudara seiman yang di dalam kesulitan dan dengan diam-diam memperhatikan kebutuhan mereka.
Ketiga, Paulus bersyukur karena ketika jemaat menghadapi masalah, mereka memperlihatkan iman yang tabah. Siapa yang setiap hari Minggu pagi-pagi sudah bangun dan rindu rela datang berbakti? Di gereja kita paling tidak saya melihat begitu banyak jemaat yang senior umurnya boleh saya katakan menjadi contoh teladan dengan setia berbakti dan melayani Tuhan. Sampai sekarang saya masih belum bisa mengalahkan pak Tampak yang setiap minggu selalu datang lebih pagi daripada saya ke gereja. Ibu Sri sudah berumur 90 tahun, sepuluh tahun lamanya berbakti di gereja kita, meskipun sekarang pendengarannya sudah berkurang, tetapi tidak pernah sdr melihat dia tidak hadir di gereja, bukan? Om Rudy yang tahun ini berumur 85 tahun, sudah sepuluh tahun juga berbakti bersama-sama di gereja kita, sudah lebih dari 30 tahun duduk di kursi roda, dengan tante Ann yang mengangkat om Rudy ke mobil dan duduk di kursi gereja. Waktu tante Ann sakit, perlu 3 orang pria mengangkat om Rudy, membuktikan kekuatan tante Ann lebih daripada tiga pria. Minggu yang lalu sebelum saya pergi ke Indonesia, om Rudy bilang, kenapa di dalam keadaan sakit seperti ini dia merasa begitu hopeless mau melayani Tuhan. Maksudnya, kalau dia sehat, dia bisa lebih bekerja bagi Tuhan. Kalau dia sehat dan kuat, dia mau mencintai dan melayani Tuhan. Tetapi dengan kondisi seperti ini dia merasa tidak bisa melakukan apa-apa buat Tuhan. Itu kalimat yang beliau katakan kepada saya. Tetapi saya bilang sama beliau, secara diri mungkin tidak kelihatan ada manfaat dan fungsi yang nyata melayani Tuhan, tetapi setiap kali saya pergi kemana-mana melayani, saya bersaksi bahwa hidup om Rudy sudah menjadi kesaksian dan berkat bagi orang lain. Jadi jangan lihat diri tidak melakukan apa-apa, hidupnya sudah menjadi saksi bagi orang yang lain. Paulus bersyukur kepada jemaat sebab di tengah masalah, kesulitan dan penderitaan, mereka tetap setia dan tabah.
Keempat, Paulus bersyukur khususnya kepada jemaat Korintus karena mereka dikaruniai Tuhan begitu banyak bakat dan talenta. Tidak ada jemaat yang lain yang diberi begitu banyak seperti jemaat Korintus ini. Paulus bersyukur melihat satu-persatu terlalu banyak yang Tuhan kasih bagi mereka. Tetapi biar karunia dan anugerah yang Tuhan kasih kepada kita membuat kita memberi lebih banyak lagi. Saya bersyukur melihat sdr memiliki bakat, talenta dan begitu banyak hal yang Tuhan anugerahkan, mari kita pakai untuk Tuhan.
Kelima, Paulus berkata kepada jemaat Filipi, “I thank God because of your partnership with the Gospel…” Secara pribadi Paulus bersyukur melihat jemaat yang ambil bagian di dalam mendukung pengabaran Injil. Kita bersyukur setiap kali kita mengumpulkan dana untuk menunjang pelayanan bagi misi dan penginjilan, gereja kita memberi lebih daripada apa yang menjadi harapan kita. Saya bersyukur untuk kesediaan sdr ambil bagian seperti itu. Saya tahu ada di antara sdr yang secara diam-diam memiliki anak asuh, mendukung yayasan-yayasan misi, World Vision, dsb. Saya melihat kebaikan hati sdr memberi lebih daripada apa yang ada di dalam hidup sdr. Saya bersyukur melihat cinta kasih yang diam-diam sdr lakukan seperti itu.
Yang keenam, Paulus bersyukur khususnya kepada Timotius, mengingat persekutuan yang intim di antara mereka. Waktu air mata mengalir dan saling mendoakan, dia ingin menikmati hal seperti itu lagi. Paulus bersyukur boleh memiliki jemaat dan rekan kerja yang memiliki mutual affection dan beautiful memory of togetherness. Saya bersyukur untuk rekan-rekan yang melayani bersama-sama. Saya bersyukur dengan hamba-hamba Tuhan dan setiap sdr yang boleh sama-sama melayani. Kita sukacita bersama-sama, kita bergumul bersama-sama, kita menangis bersama-sama. Itu adalah hal yang terindah di dalam kita melayani. Terlalu banyak hal yang patut saya syukuri kepada Tuhan untuk segala anugerah Tuhan di dalam hidup gereja kita, dan hidup kita pribadi lepas pribadi. Tetapi biar kita tidak menutup diri dan menyimpan syukur itu untuk diri kita sendiri dan tidak berbagi sukacita dengan orang lain. Semua jalinan hidup kita di masa lalu menjadi indah waktu kita melihat ke belakang. Semua yang baik, kesehatan yang kita terima, kenikmatan yang kita dapat pada hari ini, itu berkat Tuhan yang sempurna datang dari atas kepada kita.
By ; Pdt. Effendi Susanto STh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar