Welcome to Horasianblogspot

Jumat, 03 Agustus 2012

perlu di baca


Frederic Sitaung bisa dibilang aneh. Ia memilih untuk hidup di Desa Welputi, sebuah daerah pedalaman di Kabupaten Merauke, Papua. Frederic menjadi satu-satunya guru merangkap kepala sekolah, bagi 51 murid, yang tentunya bukan pekerjaan mudah. Belum lagi gaji yang terlambat datang berbulan-bulan, bencana kelaparan yang senantiasa mengancam, hingga harus mengarungi sungai penuh buaya untuk bisa mengantarkan muridnya mengikuti ujian sekolah.
Frederic adalah salah satu pejuang kemanusiaan yang tidak mengeluh dan tetap setia menjalankan rutinitasnya. Padahal, banyak sekali persoalan yang mengancam jiwanya. Tidak mengeluh menghadapi tantangan adalah salah satu sifat dasar yang kita temukan dalam diri Frederic dan para pejuang kemanusiaan.
Siapa yang tidak kenal kata mengeluh? Setiap saat kita temui kata ini dan seakan kata itu bisa jadi “nafas” kita. Situs thefocuseddecisionmaker.com menjabarkan dampak kesehatan dari kebanyakan mengeluh. Tidak hanya menimbulkan gangguan kognitif saat bekerja, mengeluh berpotensi menurunkan kepadatan tulang bahkan menurunkan kekebalan tubuh.
Lantas, apabila terlalu sering mengeluh menyebabkan kesehatan yang buruk, mengapa masih banyak orang yang rutin mengeluh?
Hal itu terjadi karena tiga hal yakni, merasa dirugikan, merasa takut, dan tidak berdaya. Namun, setiap pribadi tentu memiliki kesempatan untuk berubah, meski tak mudah. Beragam cara dapat kita lakukan untuk menghentikan kebiasaan ini dan memiliki mental pejuang.
Belajar bersyukur
Saat kita mengeluh, hari ini dihabiskan dengan tidak bahagia. Padahal, belum tentu di keesokan harinya kita bisa menghirup nafas kehidupan. Bersyukur akan menjadi sulit, apabila kita hanya melihat kekurangan-kekurangan dan menakarnya dengan prinsip untung-rugi.
Belajar tetap menghargai orang lain
Hargailah orang di sekitar anda dengan mengapresiasi karyanya. Dengan mengapresiasinya, anda memberikan aura positif dan tidak mematikan semangatnya. Berhentilah untuk menceritakan hal negatif tentang anda dan meminta belas kasihan dari orang lain. Berkomunikasilah secara dua arah mengenai hal-hal positif.
Fokus pada visi dan misi anda
Saat masalah melanda, tak jarang perasaan emosi dan kesal melanda kita. Pelarian tercepat adalah dengan mengeluh. Ingatlah visi dan misi anda! Apabila masalah membuat anda gagal mencapai misi, putarlah kepala anda! Pasti ada jalan lain menuju Roma! Jangan sampai waktu habis untuk mengeluh dan melupakan tujuan anda.
Pahamilah segala sesuatu yang telah terjadi, tidak ada yang sia-sia
Hidup tidak selalu berjalan mulus dan banyak hal terjadi di luar kendali kita. Tidak perlu mengeluh, anggap saja hal itu adalah bonus pembelajaran untuk kita. Hal itulah yang akan membuat kita berpikir, tidak ada sesuatu yang terjadi dengan sia-sia.
Menjadi pejuang memang tidak mudah. Belajar membuat aturan baru di kepala kita akan bahaya mengeluh dan dampak negatifnya, akan menahan mulut kita dari keinginan besar mengeluh. Selamat mencoba.
“Jangan mengeluh! Karena delapan puluh persen orang tidak peduli dengan keluhan anda dandua puluh persen lagi senang dengan masalah yang anda miliki.” - Pelatih Sepak Bola Lou Holtz
Sumber:
Kumpulan Karya Finalis dan Pemenang Mochtar Lubis Award 2008, Menuju Jurnalisme Berkualitas.Jakarta : Gramedia, 2009.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar